MartabakKolor
- Reads 27,083
- Votes 2,600
- Parts 4
"Karena beberapa kehilangan tak pernah benar-benar pergi".
Sebagai anak yang sama-sama ditinggal orang tua merantau sebagai TKI, Anva dan Eira merasa bahwa mereka perlu menjalin pertemanan di tengah sepi, bullying, dan luka akan keluarga.
Mereka bertemu di persimpangan luka dan bermimpi di antara sisa-sisa harapan. Anva menemukan dunianya lewat coretan-coretan sederhana-berkhayal suatu hari bisa menjadi ilustrator. Sedangkan Eira, yang gemar mendongeng, menjadikan kata-kata sebagai pelarian dari rasa sepi.
Keduanya pikir, setelah pertemuan di hari itu, semesta akan berpihak kepada mereka. Nyatanya, dunia tak pernah benar-benar ramah pada anak-anak yang hanya ingin bermimpi.