fin_bl
3 stories
Langit di Kota Baru by fyno_s
fyno_s
  • WpView
    Reads 28
  • WpVote
    Votes 10
  • WpPart
    Parts 10
Revan Arkana baru aja mulai kuliah-dan hidupnya berubah jadi semacam campuran antara tugas, tawa, dan keanehan yang nggak pernah habis. Dari teman baru yang konyol tapi setia, dosen galak yang ternyata lucu, sampai cowok pendiam bernama Darren yang entah kenapa selalu ada di sekitar dia. Revan bukan tipe orang yang suka pamer. Dia bisa main gitar, jago gambar, masak enak, dan gampang bikin orang nyaman... tapi semua itu nggak pernah dia tonjolin. Dia cuma pengin hidup tenang dan menikmati hari-harinya di kampus seni yang penuh warna. Tapi siapa sangka, hidup tenang itu berubah jadi perjalanan seru-penuh tawa, salah paham, lomba antar jurusan, pentas seni, dan... momen-momen kecil yang bikin dada hangat tanpa alasan. Mereka bilang kuliah itu soal masa depan. Tapi bagi Revan, kuliah juga tentang menemukan orang-orang yang bikin hidup terasa ringan. #akupikirjugagitu(:
Hujan di Sudut Sekolah by fyno_s
fyno_s
  • WpView
    Reads 65
  • WpVote
    Votes 31
  • WpPart
    Parts 9
Di bawah langit yang sama, Rei berjalan sendirian-selalu menjadi bayangan, bukan cahaya. Keluarganya membencinya, orang yang disukainya tak pernah benar-benar melihatnya, dan satu-satunya teman hanyalah suara naskah yang ia tulis diam-diam. Arka... nama yang hanya bisa ia panggil dalam hati. Mereka berada di sekolah yang sama, ruangan yang sama, langit yang sama-tapi dunia yang berbeda. Ini bukan kisah cinta yang meledak-ledak. Ini tentang perasaan yang tumbuh pelan... menyakitkan... dan akhirnya, hancur dengan cara yang paling sunyi. "Beberapa cinta memang ditakdirkan hanya untuk ditulis, bukan untuk dimiliki."
"BERTAUT" || luka, rindu, dan cinta || BL by fyno_s
fyno_s
  • WpView
    Reads 275
  • WpVote
    Votes 41
  • WpPart
    Parts 35
--- Hujan turun pelan malam itu, menempelkan dingin di kaca jendela yang berembun. Di kamar sempit berbau buku-buku lama, seorang pemuda duduk diam, bahunya merosot, tatapannya jatuh ke lantai seakan ada beban yang tak bisa ia bagi. Di tangannya, tergenggam sebuah gelang kain lusuh-hadiah dari seseorang yang dulu begitu dekat, kini hanya tinggal nama dalam doa. Di meja belajarnya, tersisa cangkir kopi yang sudah dingin sejak sore, dibiarkan begitu saja karena tak ada lagi yang mau diajak bicara panjang sampai lupa waktu. Foto usang yang terbingkai kayu tampak terbalik, sengaja disembunyikan, tapi setiap malam ia tetap mencuri pandang ke sana, seolah berharap senyum yang terekam di situ bisa hidup kembali. Hening menelannya perlahan, hening yang dipenuhi suara tak terucap. Seperti lirik lagu yang tak selesai dinyanyikan, perasaan itu tetap menggantung-tak pergi, tak juga sampai. Ada jarak yang terlalu jauh, ada luka yang terlalu dalam, tapi juga ada ikatan yang tak bisa benar-benar putus. ---