​Malam itu, langit terbakar oleh Gerhana Bulan Merah. Warna saffron pekat yang ironis. Aku berdiri di tepi jembatan, lelah dan sebatang kara. Siap untuk mengakhiri segalanya. Sesuatu yang hangat tiba-tiba mengalir dari hidungku. Pekat, sama seperti warna langit malam itu. Aku menyentuhnya dengan jemariku yang gemetar, lalu aku tertawa. Sebuah tawa kering yang pahit. Bahkan di saat aku siap untuk menyerah pun, takdir masih harus mengingatkanku pada penyakit yang menggerogoti hidupku. ​Tepat saat aku menemukan satu alasan kecil untuk tetap bertahan dan berjuang, lagi-lagi takdir mempermainkanku. Aku jatuh ke bawah jembatan yang dingin. Aku tenggelam, dan hal terakhir yang kulihat adalah bulan itu. Warna merahnya membakar permukaan air. Aku menangis. Hidupku pasti berakhir malam ini. Lalu kenapa, kenapa ini terjadi saat aku baru saja memutuskan bahwa "Aku Masih Ingin Hidup."

Di tengah-tengah kekuasaan dan kemewahan istana Mughal, tiga orang dari latar belakang yang berbeda-beda menemukan cinta yang tak terduga. Jalal, putra Humayun yang tampan dan karismatik, Jodhavi, kembaran dari Jodha yang cantik dan berani, dan Jodha, yang juga cantik dan cerdas. Jodhavi, yang bertemu dengan Jalal lebih dulu sebelum Jodha dan telah berteman baik. Seiring berjalannya waktu, iatertarik pada agama Islam dan memutuskan untuk meninggalkan keyakinan sebelumnya. Dengan nama baru Mumtaz Un Nisa, dia menjadi satu-satunya bangsa Rajput yang memeluk Islam. Jalal, yang terpesona oleh kecantikan dan keberanian Mumtaz, jatuh cinta padanya. Mereka menikah dan memiliki enam anak yang membawa kebahagiaan tersendiri untuk mereka, tetapi nasib berkata lain. Ke-enam anak mereka meninggal satu demi satu, meninggalkan Jalal dan Mumtaz dalam kesedihan yang mendalam. Setelah beberapa tahun mereka berjuang dengan kesedihan, Mumtaz jatuh sakit. Jalal, yang tidak ingin kehilangan cintanya, merawatnya dengan sepenuh hati. Namun, takdir tidak dapat diubah, dan Mumtaz akhirnya menyusul ke-enam anak mereka. Jalal, yang hancur karena kehilangan cinta hidupnya, harus melanjutkan hidup tanpa Mumtaz. Namun, kenangan cinta mereka akan tetap hidup dalam hatinya selamanya. Kisah ini merupakan perjalanan cinta yang tragis dan mendalam, yang mengungkapkan kekuatan cinta dan kelemahan manusia dalam menghadapi takdir. Jika kalian penasaran dengan detail kisah cinta antara mereka bertiga, maka bacalah cerita ini...

[Mughal Fanfict] Dibalik keindahan dan kejayaan Kesultanan Mughal, Jahanara lahir sebagai anugrah dan berkat terindah dari Sang Kuasa. Tapi ayahnya menganggap dirinya aib, karena baginya anak perempuan adalah aib keluarga. Namun kelahirannya sendiri telah membuktikan bahwa dia adalah anugrah dan berkat terindah bukan aib keluarga. Di balik kelahirannya yang bertepatan pada hari yang agung, ada rahasia identitas yang dirinya sendiri tak mengetahuinya. Dia tumbuh dengan segala hinaan dari sekitarnya, karena ia lahir dari garis keturunan seorang penghianat Raja. Ia tetap berdiri kokoh ditengah - tengah badai yang menerpanya. Di balik Kehidupannya yang pahit, ada sosok yang selalu mendorongnya untuk kuat dan bertahan. Dia adalah Khanzada Mirza Abdurrahim Khan, putra Bairam Khan, seorang kepercayaan Akbar dan putra Asuh dari Salima Bano Begum, yang merupakan permaisuri kedua Shaheenshah Jalaluddin Muhammad Akbar. Di mata Rahim, Jahanara adalah Mawar merah yang berani mekar ditengah - tengah badai dan duri-duri yang tajam. Tatapannya adalah nyala api yang membara semangat nya dan sorot matanya adalah cahaya yang menyejukkan hati dan menenangkan jiwanya. Raheem menyebutnya sebagai Zara- E Mughal & Gulab E-Mughal. Mampukah Jahanara menjalani kehidupannya yang pahit? Dan ini adalah kisahnya....

☪︎⋆ Di tengah kejayaan dua kekaisaran besar Mughal dan Safawiyah. Takdir mempertemukan tiga hati. Salim, putra mahkota Mughal yang terikat dengan tanggung jawab dan bayangan masa lalunya. Mehriban, gadis penuh kelembutan yang menjadi cahaya di balik kerasnya istana. Dan Tajdar, pangeran Safawiyah yang tampan sekaligus pewaris tahta, namun hatinya tertawan oleh putri Mughal. Antara cinta, persahabatan, dan ambisi kerajaan, lahirlah sebuah segitiga yang menguji kesetiaan serta menyingkap arti cinta sejati.