Tahun 2049 - satu tahun setelah umat manusia meraih kemenangan mutlak dalam BETA-Krieg. Kekaisaran Jerman, Kekaisaran Jepang, Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko - lima pilar peradaban terakhir - kini berdiri di atas dunia yang hancur total. Bumi terluka, perbatasan hilang, dan umat manusia terpecah antara harapan dan trauma perang yang tak berkesudahan. Di tengah rekonstruksi global, Jerman menemukan keanehan di bekas medan tempur Moskwa - sumber energi misterius yang tidak berasal dari bumi. Para ilmuwan Reich menyebutnya sebagai "Singularität Alpha", residu spasial dari senjata eksperimen yang digunakan saat perang terakhir. Namun penelitian itu justru membuka sesuatu yang seharusnya tetap tertutup. Sebagai bagian dari kebangkitan teknologi pascaperang, ilmuwan dan militer Reich menghidupkan kembali proyek rahasia yang pernah digagas di masa perang - Alternatif VI: Weltsprung (Lompatan Dunia). Rencana ini bertujuan untuk membuka jalur migrasi antar-dimensi, sebagai jalan terakhir bila Bumi benar-benar tak layak huni. Seluruh sumber daya ilmiah dan militer Kekaisaran difokuskan pada satu target: menciptakan "pintu menuju dunia baru." Namun, takdir mendahului rencana mereka. Pada 27 Oktober 2049, setahun sebelum pelaksanaan resmi Weltsprung, langit Germania berubah. Cahaya putih menyelimuti benua Eropa, melahap segala yang hidup dan mati. Tak ada peringatan, tak ada komunikasi terakhir - hanya keheningan. Ketika kesadaran kembali, pasukan Kekaisaran Jerman, kota-kota megah mereka, dan wilayah Kekaisaran yang membentang dari bekas wilayah Portugal, Hingga Arkhangelsk-Astrakhan menemukan diri mereka di dunia asing - dunia di mana sihir dan kerajaan feodal menggantikan teknologi dan diplomasi. Tanah ini disebut Suterra - dunia baru dengan hukum alam yang berbeda, ras-ras non-manusia, dan konflik yang terpendam di setiap kerajaan. Bagi Kekaisaran Jerman, dunia ini bukan pengasingan... tetapi panggung kebangkitan baru.

Nakamura Haruto, seorang mahasiswa Jepang yang terobsesi dengan sejarah militer Jerman (Wehraboo tingkat akut), mendadak terlempar ke dunia kelam penuh monster - dunia Goblin Slayer. Berbekal pengetahuan sejarah Perang Dunia II, gaya berpikir taktis ala Wehrmacht, dan sedikit perlengkapan aneh yang ikut terbawa dari dunia asalnya, Haruto berusaha bertahan hidup. Meski awalnya hanya berniat menyalurkan obsesinya pada "perang nyata", ia segera sadar bahwa dunia ini jauh lebih brutal dan penuh darah daripada teori dalam buku sejarah. Di tengah perjalanan, Haruto bersekutu dengan petualang lain, termasuk Goblin Slayer sendiri. Sementara Goblin Slayer mengandalkan pengalaman bertempur melawan goblin, Haruto mencoba menerapkan strategi militer modern-meski kadang terlalu kaku atau berlebihan untuk skala "fantasi pedang dan sihir". Pertentangan antara pandangan militeristik Haruto dan realisme brutal Goblin Slayer menciptakan ketegangan, tapi juga peluang unik: perpaduan disiplin perang modern dan insting berburu goblin. Perlahan, Haruto bukan hanya menghadapi goblin, tapi juga trauma perang, batas moral, dan pertanyaan apakah obsesinya terhadap Jerman hanyalah pelarian-atau takdir yang benar-benar harus ia jalani di dunia baru ini.

Menginginkan perubahan yang baik adalah keinginan suatu bangsa. Begitu juga dengan sebuah negara bernama Kekaisaran Jerman Raya atau lebih dikenal sebagai Kekaisaran keempat (4th Reich) yang telah mengalahkan Blok Sekutu dalam pertempuran di Perang Dunia ke III yang tergabung dalam Blok Poros. Dan negara ini dipimpin oleh Kaisar yang bernama Wilhelm Friedrich Hohenzollern VII. Namun, belum empat tahun mereka menjadi sebuah negara yang stabil dan makmur. Secara tiba-tiba negara mereka berpindah ke dunia lain dengan kondisi negara yang belum banyak perubahan. Di sanalah mereka menemukan banyak tantangan agar bisa mempertahankan dan mengembangkan negara mereka. Apa yang mereka lakukan kedepannya? Akankah mereka dapat mempertahankan dan memakmurkan Fatherland mereka? Mari baca cerita ini! Peringatan ! ⚠️ cerita ini hanyalah hiburan semata dan tidak mendukung paham Fasisme

Negara Republik Indonesia Serikat merupakan negara adidaya no. 1 diplanet Bumi kini mendapati fenomena aneh yang terjadi di negara itu, yaitu negara tersebut secara tiba-tiba dipindahkan ke dunia lain yang sepenuhnya bergantung dengan sihir dan eksistensi hewan-hewan mitologi, anomali aneh ini yang menimpa negara tersebut tidak bisa dijelaskan secara ilmiah. Karena negara tersebut tidak memiliki hubungan diplomatik dengan negara-negara baru didunia lain ini, akhirnya Pemerintah RIS menugaskan Dubes Erik Jackson untuk berdiplomasi dengan negara-negara baru di dunia lain ini. Duta Besar Erik Jackson ditugaskan untuk menghubungi seluruh negara dan entitas di dunia baru ini. Meskipun telah berupaya sebaik mungkin untuk berdiplomasi, kesombongan dan permusuhan penduduk asli terbukti menjadi penghalang yang tidak dapat diatasi, perang adalah satu-satunya alternatif, Akhirnya ketakutan kuno muncul mengenai negara yang agresor dan rasis yaitu Kekaisaran Ravernal. Bagaimana Republik Indonesia Serikat akan menangani ancaman dari lingkungan baru ini? Keajaiban-keajaiban apa yang akan ditemukan oleh warganya yang suka berpetualang? Novel ini terinspirasi dari manga Nihonkoku Shoukan (Summoning Japan) Mari baca cerita ini!

Heinrich Falkenhart - seorang pemimpin karismatik, diktator yang disegani dan ditakuti, tewas mengenaskan di dalam Führerbunker, saat bom atom milik Sekutu menghancurkan seluruh markasnya. Ketika ia sadar dirinya telah mati, ia yakin tempat berikutnya adalah neraka... Namun takdir berkata lain. Ia justru terbangun di dunia lain, dipanggil bukan oleh iblis... melainkan oleh Dewa yang bosan, yang memberinya satu syarat: "Hibur aku, atau musnah bersama dunia ini." Kini, dengan akalnya, kekuasaan absolut, dan kemampuan untuk memanggil pasukan dari dunianya, Heinrich memulai langkah baru. Tapi pertanyaannya tetap sama: Apakah ia akan mengulangi kesalahan masa lalunya... atau justru menciptakan dunia yang lebih mengerikan dari sebelumnya? Baca kisah kebangkitan sang Marshal Pemanggil dalam perang total menuju dominasi dunia isekai!