aksaramuda0
- Reads 25,549
- Votes 2,155
- Parts 41
Cinta selalu datang dengan pilihan: mencintai atau dicintai. Tapi ketika dendam ikut berbicara dan obsesi menuntut tempat, cinta kehilangan bentuknya.
Di antara luka masa lalu dan janji yang tak terpenuhi, mereka terjebak dalam permainan hati yang nyaris tak ada jalan keluar. Saat rasa berubah jadi senjata, siapa yang masih bisa bertahan?
___________________
Udara malam merayap dingin, pohon-pohon bergoyang seakan menari dalam kegelapan. Di antara rimbun bayangan, seorang gadis berlari terhuyung, langkahnya terseret oleh darah yang mengalir di kakinya. Napasnya memburu, dada sesak, sementara air mata bercampur dengan keringat dingin yang membasahi wajahnya, dipikirannya hanya satu : jangan sampai tertangkap.
"Siapa pun... tolong aku" Suaranya nyaris tak terdengar, tertelan hutan yang muram.
Ia terus berlari, menembus pekat malam, sesekali menoleh dengan rasa gentar, Gelap di belakangnya terasa bergerak, seakan bayangan itu semakin dekat. Langkahnya terhenti-gaunnya tersangkut dahan rendah. Tubuhnya terjerembab, wajah menghantam tanah lembap.
"Awhh..." keluhnya, parau, diiringi sakit yang menjalar. "Sial... jangan sekarang..." Tangannya gemetar saat menarik kain yang terjerat, tapi semakin ia paksa, semakin erat menahan.
Saat itu, hening yang menyesakkan tiba-tiba terpecah oleh suara dedaunan kering yang renyah terinjak langkah. Sekejap jantungnya menghentak lebih kencang, darahnya seakan berhenti mengalir. Ia buru-buru merobek gaunnya dengan paksa, berharap bisa kembali bangkit. Namun sebelum sempat melangkah-sebuah tangan tiba-tiba mencengkeram pergelangan tangannya, dingin, berbau besi dan terlalu kuat untuk dilepaskan.