[Sequel dari Bimbingan Masa Depan!] Shera cuma pengin jadi residen bedah umum yang sukses, fokus sama karier, dan nggak mau punya urusan sama cinta-apalagi cinta yang bisa bikin deg-degan sambil ngafal prosedur bedah. Tapi hidup (dan rumah sakit) punya rencana lain. Dokter Kaelan, spesialis bedah toraks yang tenang, tegas, dan... jago bikin orang bingung antara marah atau naksir, tiba-tiba jadi bagian hidup Shera lebih dari sekadar rekan sejawat. Apalagi setelah insiden mengejutkan yang bikin mereka harus menikah cepat-cepat-demi kakek, demi reputasi, dan ternyata... demi hati juga. Awalnya semua kikuk. Tapi dari deep talk malam hari, operasi bareng, sampai sesi nasi goreng tengah malam, perlahan hubungan mereka tumbuh. Dan saat kehamilan datang lebih cepat dari dugaan, keduanya dihadapkan pada dilema antara profesi, keluarga, dan masa depan. Cerita ini bukan cuma soal dunia medis dan pernikahan mendadak. Ini cerita tentang jatuh cinta setelah janji suci, tentang tumbuh bareng di ruang operasi dan ruang hati, dan tentang keluarga yang tercipta di tempat paling nggak disangka.

Dijodohin, dinikahin, dicintain (katanya). Hanna pulang ke Indonesia dengan niat mulia: fokus kerja, nabung, lalu hidup bahagia. Tapi belum sempat duduk manis di ruang tamu, Abah-nya udah nawarin (baca: maksa) nikah-dan calon suaminya bukan orang asing... tapi Malik, si mantan sahabat masa kecil yang dulu hobi banget nyebelin Hanna, dari SD sampai SMA! "Ini demi keluarga," kata Abah. "Keluarga siapa?" batin Hanna, nyaris pingsan. Malik sekarang udah jadi cowok mapan, kalem, dan... surprisingly ganteng. Tapi tetap menyebalkan, terutama karena dia kayaknya terlalu menikmati peran jadi suami 'dadakan'. Dengan latar keluarga yang absurd, tetangga yang kepo, dan masa lalu yang masih suka nyenggol-nyenggol, Hanna harus survive di pernikahan dadakan yang lebih mirip sinetron komedi daripada kisah cinta impian.

[Sequel dari Post Operative Love] Zura tidak pernah benar-benar melupakan Arvie, laki-laki yang pernah menjanjikan segalanya-lalu pergi mengejar mimpinya tanpa tahu bahwa ia meninggalkan lebih dari sekadar kenangan. Di balik senyum dan tumpukan tugas kampus, Zura menyembunyikan seorang anak kecil bernama Bia, tawa kecil yang menjadi denyut hidupnya, dan rahasia yang tak pernah ia rencanakan. Arvie kembali. Bukan sebagai laki-laki yang sama, tapi sebagai dosen muda yang kini berdiri di depan kelas Zura. Dunia yang sempat tenang mulai retak. Tatapan, pertanyaan, dan diam-diam yang tak terjawab membawa mereka pada masa lalu yang tertinggal-dan masa depan yang belum selesai. Saat kebenaran akhirnya terungkap, apakah cinta yang dulu pergi, bisa menemukan jalannya pulang?

[SEQUEL DARI NDBB] Bimbingan skripsi? Lebih ke bimbingan masa depan, sih! Sebuah kisah cinta yang tidak direncanakan, tumbuh pelan-pelan di antara tumpukan skripsi, suara anak kecil, dan teh hangat di sore hari. Saviera cuma ingin cepat lulus. Tapi semua jadi rumit saat dosen pembimbingnya adalah Zendra, dosen muda yang kaku, perfeksionis, dan... duda satu anak. Nara, putri kecil Zendra, tak butuh waktu lama untuk mencuri perhatian Viera. Begitu juga Zendra, meski dia sendiri belum siap mengakui bahwa hatinya mulai goyah. Di tengah revisi, drama kampus, dan suara Nara yang minta dibacakan cerita sebelum tidur, Viera mulai sadar kalau kadang, cinta datang tanpa aba-aba. Dan kadang, yang bikin jatuh cinta bukan cuma orangnya... tapi juga kehangatan di balik pintu rumah kecil itu. Kisah ringan, hangat, dan kadang bikin senyum sendiri. Tentang mencintai seseorang-beserta seluruh hidupnya.