Airabozhan
- Reads 1,114
- Votes 292
- Parts 4
Bxb lokal 🔞
Yizhan 💚❤️
Homophobic jauh-jauh! 🚫
Madevva Janggala Bhumi.
Dia ini ke Bali karena mendapat undangan dari teman kuliahnya dulu-Wira-untuk hadir di pembukaan restoran miliknya di Gianyar, Ubud.
Niatnya juga hanya tiga hari saja. Begitu acara selesai, dia berjanji akan pulang. Karena izin yang didapat dari Ayah dan si Mbah, itu hanya tiga hari.
Tapi seseorang yang duduk di deretan depan, dekat dengan para pemimpin doa, yang dilakukan sesuai adat istiadat setempat, mengubah seluruh rencananya.
"Itu, siapa duduk di sana?" tanya Devva pada Wira.
"Oh, itu cucunya Ida Pedanda. Pendeta Suci dari Wangsa Brahmana yang sudah memalui upacara Diksa. Paling di hormati di sini."
"Kalian sudah punya Pendeta tinggi yang lebih paham, kenapa manggil aku loh?"
"Masalahnya, di sini ada setannya, Devva. Kita butuh Dukun!"
Devva mengangguk. Mereka sempat bertemu pandang, dan mata agak sipit bermanik kelam itu menguncinya. Hingga Devva memutuskan untuk tetap di Bali, dan urung pulang ke Yogya. Mengabaikan larangan Ayah dan juga si Mbah. Mengabaikan pula aturan keluarga yang sudah ada sejak dulu.
"Namanya Ida Bagus Rajanendra Niskala. Kami memanggilnya Bli Raja. Memang pendiam dan enggak suka disentuh, Devva. Kabarnya, hanya lewat bersentuhan sedikit saja, beliau bisa tahu kematian seseorang."
Senyum Madevva mengembang. "Gitu ya?" Menarik. Dan sudah dia putuskan, untuk tinggal di Bali lebih lama dari yang seharusnya.
"Dia tinggal di mana? Aku mau cari rumah di dekat situ!"
****
"Yan hana karma mwang phala, tan hana kawusananing janma."
~ Selama manusia masih berbuat dan menerima akibatnya, ia tak akan lepas dari siklus kelahiran dan kematian~~
November 2025 - Aira 💚❤️