cerita ini tentang gemblak. oke, gemblak adalah tradisi yang ada di kalangan seniman reog ponorogo. di ponorogo jawa timur, para warok merawat dan menyayangi anak lelaki umur 12-16 tahun untuk dijadikan gemblak. mereka merawat gemblak untuk menjaga kesaktian, namun pada kenyataannya, gemblak juga sering dijadikan alat pemuas nafsu para warok. sebab, warok untuk tetap sakti dilarang bersetubuh dengan wanita. jadilah gemblak itu jadi pelampiasan.

Bercerita tentang Johan "Bang Abeng". Abeng-seorang preman tampan dengan penampilan tak terurus. Dia selalu dicap buruk karena sifat kasar dan cabulnya. Hidupnya berjalan mulus-mulus saja sampai seseorang pindah ke wilayahnya. Dia adalah ​Dirga. Dengan Kulit yang putih bersih, dan memiliki wajah yang terlalu cantik, sering terbalut pakaian seksi membuat Abeng dan komplotannya tergoda. Dengan suara halus dan sifatnya yang keras kepala, Dirga langsung memantik obsesi liar di mata Bang Abeng. ​Abeng yakin Dirga adalah mangsa terberat dan termanis yang pernah mereka temui. Tetapi mereka melihatnya sebagai wanita yang harus ditundukkan, dan Dirga dipaksa harus mengakui kekuasaan dan keberadaan mereka. Namun, ​Obsesi itu berubah menjadi gairah yang gelap. Abeng dan kawanannya kehilangan akal. Mereka berusaha mendekati Dirga dengan cara yang kasar hingga sebuah rencana pemerkosaan nyaris terjadi. Di tengah puncak kekerasan itu, kebenaran baru terungkap karena Dirga adalah seorang laki-laki. Kini, bukan hanya nyali Dirga yang terancam. Abeng, si preman kasar, harus menghadapi kenyataan yang menghancurkan ego dan orientasi seksualnya. Mengapa setelah tahu Dirga adalah pria, ia masih menginginkannya? ®.WARNING BIASAKAN SEBELUM MEMBACA UNTUK FOLLOW TERLEBIH DAHULU!! ⚠️DILARANG MEMBACA BAGI YANG TIDAK COCOK DENGAN GENRE INI⚠️ ⚠️[DILARANG KERAS UNTUK MEMPLAGIAT KARYA! ]⚠️!! ®21+STORY!! Romance, fantasy. LGBT STORY. ON GOING. ~PREMANINLOVE~ ​

EMPAT kalinya aku upload cerita ini, semoga nggak di-report lagi

Untuk pertama kalinya Dimas merasakan hal yang membuat dia tidak mengerti harus merasa terhinakah? Atau memang jalannya?