"Ayo bercinta Sasuke-kun?!" "Kau gila Hyuga?!" ••• Hinata memutuskan untuk menyerah akan perasaannya terhadap sang pujaan hati membuatnya memutuskan untuk pergi sementara waktu dari desa, namun Hinata tidak menyangka kepergiannya malah membawa petaka saat ia dengan bodohnya masuk kedalam lubang setan milik sang Uchiha terakhir itu. Disclaimer Naruto © Masashi Kishimoto Harap bijak dalam memilih bacaan

[Naruto: Masashi Kishimoto] Aku buta akan dirimu, aku tak mengenalmu, kau datang bagai benang kusut yang membelit erat sisi hatiku. [Dewasa] [Uchiha Sasuke X Hyuuga Hinata][Status: Republish-2021] [END]

Setelah mengalami kecelakaan, Hinata secara misterius berubah menjadi salah satu karakter dalam novel yang berjudul Spring Love. Nasib tokoh itu menyedihkan, ia hidup dalam penderitaan hingga akhirnya dicampakkan sang suami demi wanita lain. Tak ingin nasibnya berakhir seperti itu Hinata memutuskan untuk merubah alur cerita meski ia harus menghancurkan kisah cinta sang tokoh utama. SASUHINA

Mata itu selalu mengawasiku. Mengintai ke mana pun aku pergi. Di mana pun aku berada, Obsidian itu selalu terpusat padaku. "Aku mencintaimu dengan caraku." - Pemilik manik obsidian ... Dark Romance Sasuhina Version Pict from Pinterest

Bagi Hinata, menjadi seorang istri bukanlah pekerjaan mudah, terlebih lagi suaminya itu Sasuke Uchiha si konglomerat muda yang super HOT (kata HOT ditulis dengan huruf kapital untuk memberi penegasan) Berbagai macam perempuan datang mengganggu mulai dari jelek, pas-pasan, cantik, muda, hingga tua! Hinata berteriak kesal. "Ada ribuan pria lajang diluar sana! Mengapa harus SUAMIKU yang mereka ganggu?!" "Mau bagaimana lagi, suamimu itu termasuk dalam spesies langka yang menggoda, menggiurkan dan selalu diperebutkan." "S-s-spesies?!" "Uh-uh. Dia tergolong dalam spesies yang bernama 'The Perfect Guy' dengan karakteristik tampan, muda, kaya raya, cool, dan juga super HOT. Ah~ dunia butuh lebih banyak pria semacam itu." KELANJUTAN DARI NOVEL SPRING LOVE

(Canon) Dengan perlahan kau mengambil daun Momiji yang jatuh di kepalaku. Ketika aku hendak mengucapkan sesuatu, kau meletakkan daun itu di bibirku... Dan memberikanku sebuah ciuman. Apa kau tahu, selembar daun Momiji tidak bisa menutupi hangat bibirmu. Mungkin tidak ada kata yang terucap diantara kita. Tapi saat aku menatap matamu, aku yakin perasaan kita sama.