Kesabaran Huasheng benar-benar diuji oleh adik kembarnya Hua Lian, dan juga Shen Lele. Ide gila mereka yang tiada habisnya membuat Huasheng sakit kepala.

"salah kah aku mencintai suami ku sendiri" Liu Xuan Cheng "jangan berharap dengan pernikahan ini" Tian Xuning pernikahan yang di awalkan perjodohan dan salah satu dari mereka menyukai, akan kah cinta nya di balas atau dia menyerah dan melepaskan ⚠️🔞 homo ini hanya cerita karangan tidak bermaksud yang lain kepada aktor nya, bahasa non baku

Chi Cheng x Jiang Xiao Shuai Guo Cheng Yu x Jiang Xiao Shuai Setelah dikhianati dalam hubungan masa lalu, Dr. Jiang Xiao Shuai hanya ingin hidup tenang di kota kecil sambil menjalankan kliniknya. Ia pikir, di sini tak akan ada drama, tak ada intrik, tak ada cinta. Namun, hidup ternyata tidak seindah itu. Dua sahabat baru, Wu Suowei dan Wang Shuo, datang membawa kehangatan - sekaligus rahasia masa lalu yang rumit. Dan tak lama, dua pemuda generasi kedua yang kaya, Chi Cheng dan Guo Chengyu, muncul dalam hidupnya. Keduanya menatap Jiang dengan tatapan yang sama - tatapan seorang pria yang jatuh cinta. Masalahnya? Chi Cheng adalah mantan kekasih salah satu sahabatnya, sedangkan Guo Chengyu adalah mantan kekasih sahabat yang lain. Persaingan keduanya bukan hanya menguji hati Jiang, tapi juga mengancam persahabatan yang baru saja ia temukan. Di tengah trauma cinta yang belum sembuh, rahasia masa lalu yang terbongkar, dan dua hati yang sama-sama tulus namun berbeda cara mencintai... Jiang harus memilih. Tapi, dalam cinta segitiga seperti ini, apakah benar ada yang tidak terluka? Nama pemain di ambil dari novel Revenged Love - Chai Jidan, tapi alur dan jalan cerita murni dari saya. Terima kasih. Warning : BL dan M-Preg [Male Pregnant] @Ulat_Malas

Sebuah kecelakaan di malam hujan mempertemukan Liu Xuancheng, lelaki rapuh yang kehilangan segalanya, dengan Chi Cheng, pria dingin yang selalu menyembunyikan luka sendiri. Saat Liu Xuancheng terbangun dari koma tanpa ingatan, Chi Cheng yang dihantui bayangan mendiang istrinya memilih menjadikan pemuda itu sebagai pengganti yang hilang. Dalam kebisuan antara kenyataan dan kepalsuan, keduanya perlahan terjerat dalam ikatan yang samar-antara luka, kebohongan, dan rasa yang tak dapat mereka tolak.

Jiang Xiaoshuai, lelaki polos dan sedikit canggung, akhirnya memutuskan untuk mencoba aplikasi kencan, meski sahabatnya, Wu Suowei, nyaris menertawakannya sampai jatuh dari kursi. Dari semua nama yang muncul, pilihannya jatuh pada satu akun: Chi Cheng. Nama yang menurut Suowei "terdengar seperti mandor perusahaan baja." Tapi di luar dugaan, pertemuan mereka menjadi awal dari sesuatu yang lembut dan menenangkan, seperti hujan yang turun tanpa suara. Chi Cheng, pria dewasa dengan tatapan dingin tapi hangat, menemukan dalam diri Xiaoshuai sesuatu yang belum pernah ia temukan: ketenangan. Sementara Xiaoshuai, yang awalnya hanya ingin tahu rasanya dikencani, malah perlahan tenggelam dalam ritme lembut yang dibawa pria itu. Tidak ada kisah cinta yang meledak-ledak. Tidak ada janji besar. Hanya dua hati yang belajar mengenal satu sama lain dengan tenang dan menyadari bahwa kadang, cinta tak datang dengan guntur, melainkan dengan ritme yang lembut.

𝐏𝐋𝐀𝐘 𝐖𝐈𝐓𝐇 𝐌𝐄 Chi Cheng tak sengaja memergoki sahabat baiknya, Guo Chengyu, tengah bercinta dengan kekasihnya, Jiang Xiao Shuai. Pemandangan itu memicu rasa iri yang sulit diakui. Guo memiliki hubungan yang hangat, penuh gairah, dan tak ragu mengekspresikannya di mana saja. Namun, yang membuat Chi Cheng benar-benar gelisah bukan sekadar kecemburuan pada hubungan itu-melainkan pada sosok Jiang Xiao Shuai sendiri. Ada sesuatu yang memikat dari cara tubuh dan tatapannya, sesuatu yang menempel di benak Chi Cheng hingga menjadi candu. Sejak hari itu, bayangan Jiang Xiao Shuai terus hadir di kepalanya, menyalakan fantasi terlarang yang tak seharusnya dimiliki terhadap kekasih sahabatnya sendiri. Persahabatan yang selama ini kokoh pun mulai retak. Chi Cheng berusaha menjaga jarak, tetapi setiap kali bertemu, godaan itu semakin kuat. Ia mulai mempertanyakan batas antara sahabat dan pengkhianat, antara menahan diri dan menyerah pada hasrat. Kini, yang menjadi pertanyaannya adalah: apakah ia akan melindungi persahabatan mereka... atau menghancurkannya demi memuaskan keinginan yang tak pernah seharusnya ada? DON'T COPY MY STORY WITHOUT PERMISSION!! ©® : @Fujosweet__

𝐖𝐇𝐘 𝐍𝐎𝐓 𝐌𝐄 Wu Shuo Wei meminta bantuan Jiang Xiao Shuai untuk mendekati pria yang ia sukai. Ia berharap sahabatnya itu bisa menjadi perantara, mempermudah langkahnya. Namun, tanpa disadari, permintaan sederhana itu justru menjerumuskan Jiang Xiao Shuai pada perasaan yang tak seharusnya tumbuh. Perasaan itu datang perlahan, seperti embun yang diam-diam membasahi daun di dini hari-nyaris tak terasa, hingga akhirnya berat dan sulit dihapuskan. Jiang Xiao Shuai tahu, jika ia mengungkapkan semuanya, persahabatan yang telah mereka bangun bertahun-tahun akan hancur dalam sekejap. Maka, ia memilih diam. Ia menekan debar yang selalu muncul setiap kali namanya dan nama pria itu terdengar dalam percakapan mereka. Ia memaksa senyum, seakan tidak ada apa-apa, meski hatinya berperang setiap kali harus membantu Wu Shuo Wei semakin dekat dengan orang yang diam-diam ia inginkan. Baginya, mempertahankan Wu Shuo Wei di sisinya sebagai sahabat... lebih baik daripada kehilangannya sepenuhnya. DON'T COPY MY STORY WITHOUT PERMISSION!! ©® : @Fujosweet__

Jiang Xiaoshuai hanya ingin hidup tenang, bekerja santai sebagai resepsionis baru di hotel termewah di kota, Zenith Hotel. Tapi siapa sangka, di pagi paling sial dalam hidupnya, ia malah menumpang mobil orang asing yang ternyata adalah Chi Cheng, Presiden Direktur hotel tempat ia bekerja. Dari situlah semuanya berawal: Sebuah kesalahan kecil, tatapan tajam yang sulit dilupakan, dan detak jantung yang entah kenapa selalu berdebar setiap kali pria itu lewat di lobi. Saat sahabat gilanya, Wu Suowei, tahu cerita itu, ia malah menjadikan segalanya "misi besar" Misi Menaklukkan CEO Dingin Berwajah Malaikat. Namun, dalam setiap langkah kecil untuk menaklukkan sang CEO, Xiaoshuai justru mulai terjebak... bukan dalam permainan, tapi dalam perasaan yang perlahan tumbuh di luar kendalinya. Di antara kejenakaan, kesalahpahaman, dan tatapan yang terlalu dalam untuk diartikan, Xiaoshuai akan belajar satu hal: bahwa cinta, sama seperti Zenith, selalu berada di titik tertinggi yang tidak bisa dijangkau dengan logika.