Mereka dijodohkan sejak kecil-dua pewaris muda dari keluarga konglomerat terkemuka di Thailand. Sea membesar dengan hati yang penuh cinta untuk tunangnya, Keen. Setiap surat, setiap ingatan masa kecil, semua disimpannya rapi... kerana dia percaya, satu hari nanti Keen akan mencintainya semula. Tapi bagi Keen, pertunangan itu hanyalah tradisi kuno. Dia tidak pernah memandang Sea sebagai seseorang yang diinginkannya. Lebih parah lagi, dia tidak tertarik pada lelaki. Pada usia empat belas tahun, Keen memilih untuk meninggalkan Thailand dan melanjutkan pelajaran ke luar negara-berjanji akan pulang untuk memenuhi kehendak keluarga. Namun janji itu cuma alasan manis untuk lari dari kenyataan. Bertahun-tahun kemudian, Sea tetap menunggu, masih dengan hati yang sama. Dan ketika Keen akhirnya kembali ke tanah air, dunia dua pewaris itu berubah-antara cinta yang setia menunggu dan hati yang enggan menerima.

Falling for You 101 101 - the basics, the intro, the first step into something new. Keen didn't sign up for a love lesson, but thanks to his psychology class, he's stuck doing relationship experiments with Sea, the most annoying, smug, and frustratingly charming guy he's ever met. Staring into each other's eyes? Standing way too close? Listening to each other's heartbeats?! It's all just for science... or at least, that's what Keen keeps telling himself. But if love is something you can study, then why does it feel like he's already in way too deep?

Jerome di usia dua puluh, tidak pernah menyangka keajaiban seperti ini bisa terjadi padanya. Ia tiba-tiba bermimpi melihat masa depan musuh bebuyutannya-masa depan lebih dari sepuluh tahun dari sekarang. Bukan hal lain, tetapi hanya hal-hal yang berkaitan dengan Jin, dan hanya Jin. Kemampuan melihat masa depan seharusnya menjadi kekuatan besar, tetapi itu malah menjadi kekuatan yang anehnya tidak berguna. Jerome bertanya pada dirinya sendiri mengapa ia perlu tahu masa depan Jin, untuk apa ia mengetahuinya, dan apa gunanya? Pada kenyataannya, ia sama sekali tidak ingin tahu. Tetapi semua hal di atas tidaklah seheboh satu kenyataan: melihat masa depan kali ini benar-benar menghancurkan keyakinan yang ia pegang seumur hidup-keyakinan bahwa "JJ" hanya bisa menjadi musuh, tidak bisa menjadi apa pun selain itu. Jadi, apa sebenarnya yang dilihat Jerome dalam mimpinya? Saat ini mereka bertarung sampai mati, tapi entah bagaimana di masa depan... mereka malah menjadi pasangan?! Apa-apaan ini!!! Kenapa nasibnya bisa seburuk itu? Kenapa ia di masa depan bisa membiarkan hal seperti itu terjadi?! Jerome."Sial, sial, bagaimana bisa kami menjadi pasangan?!" Jin "Kau mulai menakutkan, aku benar-benar ingin memanggil pengusir setan sekarang!"

Sea adalah pemilik toko roti sekaligus penjual. Suatu saat ada pembeli datang bernama Keen ingin melukis tempat roti itu, tetapi dia meminta izin terlebih dahulu apakah boleh melukis roti serta tempatnya. ternyata dia ada tugas melukis yang memang kebetulan di kuliah yang akan mengadakan sebuah pameran sebelum waktunya. dia hanya membutuhkan beberapa minggu sampai lukisannya pun selesai. Sea setiap sore-nya hanya bisa menunggu keadaan kedatangannya, walau mau tutup pun dia akan buka-kan toko untuk-nya. Cerita ini termasuk unsur 🔞 di harap bijak 🍀genre : romance & comedy

Keen values his peace, his space, and his routine. Sea doesn't believe in any of those things. As neighbors living across the hall, Sea has made it his personal mission to treat Keen's apartment like his second home-borrowing sugar, stealing snacks, using the Wi-Fi, and occasionally showing up shirtless, damp, and entirely too confident. Keen should be annoyed. He should tell Sea to knock. He definitely shouldn't enjoy it when Sea calls him cute, smirks at his flustered face, or curls up next to him on movie nights like it's the most natural thing in the world. But somehow, "stop touching my stuff" turns into "stay the night"... and then into something a lot harder to ignore. In between stolen hoodies, way-too-close encounters, and increasingly explicit tension, Sea and Keen find themselves tangled in more than just borrowed bedsheets. Featuring way too much teasing, a lot of kissing, and sex scenes that are very much not safe for work, Don't Touch My Stuff (Unless It's Me) is a fluffy, smutty, low-conflict BL love story-where the only thing more dangerous than catching feelings... is pretending you haven't.