Mereka tidak merencanakan menjadi orangtua secepat ini. Tapi sejak Guinzly hadir, segalanya berubah. Cinta tumbuh dalam keheningan malam, dalam tawa kecil, dan dalam setiap pelukan tiga pasang tangan yang saling menggenggam. Ini bukan sekedar cerita keluarga. Ini tentang rumah yang ditemukan dalam pelukan satu sama lain. *** ‼️Cerita real karangan penulis, dilarang meng-copy tulisan dengan sengaja‼️karena merupakan tindakan ilegal yang dapat di kenakan sangsi hukum‼️

Gilang, seorang pemuda kota berusia 23 tahun, memutuskan mengunjungi desa tempat nenek-kakeknya tinggal. Ia pikir liburan ini hanya akan diisi dengan udara segar, sawah yang tenang. Namun semua berubah ketika ia bertemu dengan seorang juragan yang dikenal sederhana dan dermawan. Gilang merasakan sesuatu yang hangat, namun membingungkan. Bagi juragan, kehadiran Gilang adalah angin yang tak disangka datang tiba-tiba, menggoyahkan akar ketenangan yang sudah lama ia pelihara. Gilang membuatnya merasakan perasaan yang tidak bisa ia deskripsikan.

Joss tidak muluk-muluk dalam hal pasangan hidup, tidak perlu cantik asalkan dia bisa menjadi seorang ibu yang baik untuk anak-anaknya kelak. Dan yang terpenting, harus perempuan. Sementara Gawin terlahir sebagai omega, salah satu dari sekian ribu werewolf dengan status omega berkelamin laki-laki. Meskipun begitu, harap jangan meremehkan paras rupawannya. [REMAKE] Cerita ini milik kak @lilsyugar saya hanya mengadaptasinya dengan pair favorit saya. Warning: Omegaverse, Mpreg, Kinda Angst, Crack Pair, If you don't like this pair, it's better you not to read it. presented by @parad0xxinema

Pokoknya JossGawin🤙🏻

JossGawin aja udah pokoknya mah🍭

Jeryan dan Glenn itu ga pernah akur. Jeryan itu blasteran (dari Betawi Sunda Ranca ekek) maksudnya. Pembuat onar, punya geng setia namanya gak waras gak idup. Penasaran sama kisahnya? Sok aja baca. Kalau sawan kasih tau ya.

"Kenapa kau suka sekali menatapku?" tanya Gawin, menyadari sejak tadi mata Joss terus tertuju padanya. Joss hanya tersenyum tipis, seakan menikmati kebingungan yang tergambar di wajah Gawin. Tatapannya tak sekalipun teralihkan, seolah ada magnet kuat yang menariknya untuk terus memandangi pria di depannya. "Matamu indah," jawabnya lirih, namun pasti. Gawin terdiam, seketika merasa jantungnya berdegup lebih cepat. Ia tahu bahwa Joss tak main-main, meskipun dirinya tak bisa melihat tatapan itu. "Indah?" ulang Gawin, ragu namun penasaran. Joss mengangguk pelan, senyumnya semakin merekah. "Ya. Mata birumu... aku belum pernah melihat mata seindah itu."