Di antara dinding dinding keluarga yang retak, di tengah hujan kesedihan, tanpa cinta, tanpa kasih sayang, hanya kebencian yang didapatkan dari keluarganya. Namun, lulu tak pernah menyerah dan selalu mencari kekuatan dalam kesulitannya untuk sebuah pengakuan dari keluarga

"Freya sakit..." "Freya kesepian..." "Freya butuh dukungan kalian..." "Freya butuh kasih sayang kalian..." "Freya butuh simpati kalian..." Namun siapa yang peduli? Karena takdir hidupnya hanya untuk dibenci dan diabaikan.. Lama-kelamaan Freya sadar, ia tidak butuh itu semua, yang ia butuhkan hanya sesuatu yang bisa membuatnya pergi untuk selama-lamanya supaya tidak merasakan sakit lagi.

"Freya ingin seperti marsha, dipeluk, dicium, dibanggakan, freya ingin disayang ma pah" "Freya bisa ga sih sekali aja ga nyusahin mama!" "Pah, Freya pengen jalan-jalan sama papah" "Pergi sana sendiri, saya sibuk!" "Marsha mau jalan-jalan ga sayang?" "Mau pah!" "Freya juga mau ikut pah" "Kamu dirumah aja jagain rumah" Anak mereka cuma satu yaitu Marsha, Freya sudah mati sejak dulu, dan sekarang freya hidup sebagai berandalan, tak punya rasa kasih sayang!