Fanfiction ✓ Guo Shuai >> Juna Dipa Sejak kecil, Arjuna dan Dipa nggak pernah akur. Tapi gara-gara keputusan orang tua, mereka terpaksa tinggal serumah. Semuanya masih bisa ditoleransi, sampai suatu sore mereka menemukan seorang bayi di depan pintu apartemen. Bayi itu manggil Dipa "Mama", lalu Juna "Papa". Sejak hari itu, hidup mereka berubah, dari musuh jadi orang tua dadakan, dan perlahan, jadi sesuatu yang lebih dari sekadar tetangga.

Mungkin cerita mereka di novel sudah usai, mari kembali menelusuri kisah GuoShuai, dengan cerita yang berbeda, tapi dengan cinta yang sama. Catatan: Cerita ini sebelumnya sudah pernah aku upload ditiktok, dan sekarang akan akan aku up juga di X serta Wattpad.

Liunatha, bocah yang baru saja lulus SMK dan diputusin pacarnya secara tiba-tiba! Awalnya dia galau banget tiap hari, lalu entah ide dari mana dia teringat akan dukun kondang di desa mereka. Apa dia coba pelet pacar, eh mantan pacarnya aja? Tapi memang sesuatu yang tidak baik, akan selalu berakhir tidak baik juga. PELETNYA MELESET! Mending kalau melesetnya ke cewek lain, ini malah ke kekak mantan pacarnya, sekali lagi kakak, mana cowok lagi! "ASEM! DASAR DUKUN GADUNGAN!"

Fanfic ini kurang lebih menggambarkan gimana cara fans memandang couple Guo Chengyu × Jiang Xiaoshuai-second lead couple yang dialog/screennya sedikit tapi damagenya cetar. Kurang lebih aku rangkumin juga dari sisi productionnya #agak sotoy tapi semoga bener 😌. [Sori kalau bahasanya agak puitis, kalau lagi stres paling enak ngeluarin bahasa puitis 😂]. By the way, fanfic ini terinspirasi juga dari The Story of Us (lagunya Taylor Swift), you have a crush on someone but you try your best to avoid him/her, it's real and funny, isn't it? Lewat foto still resmi, potongan screencap, sampai potongan BTS yang beredar di sosmed, chemistry mereka kelihatan terlalu natural untuk ukuran "sekadar acting". Fans pun ribut: is it real or just acting? Padahal, di balik layar, hubungan mereka bermula dari keawkward-an parah-saling menghindar, saling curi pandang, kaku di luar kamera tapi luar biasa menyatu saat syuting. Perlahan, awkward itu berubah jadi gemas, jadi kebiasaan kecil, jadi kenyamanan yang sulit dibedakan apakah itu milik karakter... atau milik mereka sendiri. Dan kalau kamera menangkap momen terlalu indah untuk dibiarkan lewat? Fans cukup tahu: damage-nya bakal lebih cetar dari screen time mereka. Warning: Love scene, aku kasih warning ⚠️ [18+ only] -ENJOY-HAPPY BDAY LIU XUAN CHENG-

"Shuai..." panggil Chengyu pelan. Suaranya tidak gemetar seperti tadi. Dan saat Shuai mengangkat kepalanya, dia melihat Chengyu menatapnya dengan tersenyum. Matanya masih merah karena menangis. Tapi Shuai tahu..senyum itu..senyum perpisahan. "Aku pernah berkata bahwa kadang, aku merasa bahwa aku tidak cukup layak mendapatkan semua ini..." Shuai menggelengkan kepalanya. Air mata jatuh seperti air hujan di bulan desember. Deras. "Jangan berkata begitu...tolong" suaranya bergetar. Takut. "Ketenaran, uang, fans yang banyak..dan cinta..yang tulus" lanjutnya lirih. Shuai terisak. "Chengyu..". Hanya namanya yang bisa dia ucapkan. Apalagi? Maaf? Sudah. Sudah puluhan kali. Tapi Chengyu tidak butuh itu. Penjelasan? Semua tertulis di blog diarinya. Mengakui bahwa dia mencintai Chengyu selama ini, hingga dia baru sadar 72 jam yang lalu. Chengyu hanya akan semakin percaya bahwa Shuai mengatakan itu agar dia tinggal. Dan yang bisa dia lakukan hanyalah menangis karena kebodohanya. "Mari kita sudahi semua ini..namamu sudah bersih, kau akan baik-baik saja.." Tangis Shuai seperti air terjun sekarang. Dan hatinya jatuh, berhamburan di lantai. Hancur berkeping keping. Chengyu tak menunggu Shuai merespon. Dia mengambil tas dan kopernya. Bersiap pergi. "Tapi Shuai...setelah aku pikir-pikir..aku manusia yang baik. Aku pantas mendapat semua yang aku anggap tidak layak untuku tadi..jadi.." dia menatap Shuai untuk terakhir kali. "Terima kasih..kau tidak membuang waktuku.." Dan dengan itu, bintang jatuhnya pergi. Shuai hanya bisa terisak di ruang sepi. -------------------------------- Karir Shuai sebagai artis sedang di persimpangan jalan. Kanan akan berlanjut atau kiri, akan selesai. Tapi takdir punya cara sendiri. Gou Chengyu membantunya berdiri tegak kembali. Tapi seperti halnya musim, hati Shuai juga berganti-ganti. Hingga ada satu titik dimana keberuntunganya pergi. Dan Chi..dia punya cerita sendiri. Chi, musim semi dan Suowei.

Xiaoshuai tidak mengerti kenapa dunianya sebercanda ini. Orang yang paling ingin dia hindari, justru selalu muncul di hadapannya tanpa diundang. Seolah sengaja tidak membiarkannya move on dari masa lalu yang begitu ingin dia lupakan. "Apa keluhan anda kali ini?" "Aku tidak bisa fokus, pikiranku dipenuhi olehmu" "....." _______________<3________________ (Guo Chengyu x Jiang Xiaoshuai) Disclaimer: - Karakter ini milik Chai Jidan, saya hanya meminjam - Ini Alternative Universe yang tidak berkaitan dengan jalan cerita novel utama Cover @pinterest ©Rainysphere 03.08.2025 - 24.08.2025

Ada kalanya waktu berputar bukan untuk menghapus masa lalu, melainkan untuk mempertemukan kembali dua jiwa yang pernah terbelah. Di antara riuh tepuk tangan dan cahaya lampu panggung yang menyilaukan, tatapan itu kembali hadir-tatapan yang dulu pernah menjadi rumah, kini terasa asing dan jauh. Waktu sebelas tahun ternyata cukup lama untuk mengubah segalanya, namun tidak cukup kuat untuk menghapus bayangan yang selalu menempel di ingatan. Ia berdiri di sana, tenang dan ramah, seakan dunia tidak pernah menyakitinya. Senyum itu masih sama, tapi tak lagi hangat untuk dirinya. Semua kenangan yang pernah dibangun seolah lenyap tanpa jejak, digantikan formalitas dingin yang membuat dada terasa sesak. Bagi sebagian orang, pertemuan itu hanyalah kebetulan biasa. Tapi bagi seseorang yang masih terikat pada penyesalan, itu adalah takdir yang datang terlambat-sebuah kesempatan yang entah akan menyembuhkan, atau justru melukai sekali lagi.

"Anakmu yah, Bunda udah enggak tahan" Raisa meninggalkan kamar dengan raut sedih. Juan hanya menunduk diam, tidak berani menatap wajah sang ayah. "Mau kamu apa Juan?, udah merasa bisa hidup sendiri?" Adrian sang Ayah masih berdiri di pintu kamar. "Ayah gak mau tau kamu harus menerima perjodohan ini, Bunda kamu ngelakuin ini karena dia sayang" "Tapi yah, Juan kan-" Adrian pergi menyusul istrinya meninggalkan anak keras kepala itu. "Gue harus kabur, gue gak bakal mau nikah sama tua bangka titik!!"

"Dan dia tidak mau menerima kehamilan adiku?..itu maksudmu?" tambahnya getir. Tapi terlihat sorot matanya berubah dari cemas menjadi marah. Napasnya berat dan tersengal, naik turun dengan cepat buah dari amarahnya. Tanpa pikir panjang dia berbalik badan, berjalan keluar menuju mobilnya dan melesat meninggalkan Suowei yang gagal menahan Chi untuk tetap tinggal dan menenangkan diri dulu karena mereka tidak tahu bagaimana cerita utuhnya.