"Aku hanya gadis penjual kayu bakar dan kau seorang Jenderal" "Apa aku terlihat peduli dengan status? Ku pikir tidak, kau telah menyelamatkan nyawa ku dan kau juga telah mencuri hati ku, kau harus menikah dengan ku tidak peduli kalau aku dipenjara karena menikahi anak di bawah umur" "Aku sudah legal kau bisa menjadikan ku istri" Rose berjinjit mengecup bibir Nebula. "Bibirmu masih kenyal" "Karena sering kau makan" "Kita bersumpah dihadapan berbagai makhluk hidup di sini, bahkan serangga kecil yang terbang di sini, dia akan menjadi saksi kau dan aku bersama selamanya" Nebula tau kupu-kupu putih itu adalah Dewa yang menyamar, terlihat begitu kecil dan lemah, namun nyatanya memiliki kuasa. "Tidak menikah pun aku akan tetap bersamamu" Rose menatap Nebula, sinar bulan membuat bayangan di antara bunga dandelion terlihat jelas. "Janji ya kau tidak akan pernah meninggalkan ku lagi?" "Aku tidak abadi" "Akan ku buat cinta abadi" "Aku yakin bersamamu adalah benar" "Ya, kau sangat benar"

Hujan di pagi hari membuat orang-orang harus memakai payung atau memesan taksi, begitu pula dengan seorang wanita yang sedang berdiri di seberang lampu merah, sambil menutupi kepalanya dengan tas yang dibawanya. Begitu lampu menyala hijau, si wanita berjalan melintasi jalan raya membuat anting yang dipakai di telinga sebelah kiri berbunyi. Dari seberang, seorang pria memakai payung merah dengan motif pohon berdiri menunggu si wanita datang, tangan kanannya yang memegang payung terdapat gelang rantai dengan kerincingan ungu. Begitu si wanita sampai di seberang, si wanita berhenti dan berhadapan dengan si pria, si pria tersenyum menatap si wanita, tas yang si wanita pegang untuk menutupi kepalanya terjatuh begitu saja ke aspal, si wanita berlari memeluk si pria. "Kakanda!" "Ku kira ingatanmu tentang ku hilang" "Tidak akan kakanda" "Aku masih menunggumu, adinda" "Aku juga, kakanda"

Dengan perut yang sedikit lebih besar tubuhnya berdiri di depan lemari kaca, tangannya terulur mengelus kaca yang terdapat seorang foto anak lelaki dengan senyuman di wajahnya yang menenangkan hati. Sebuah senyuman ditujukan untuk foto anak lelaki yang tersenyum ceria. "Yudas tenang di sana? Tidak ada rasa sakit lagi, pasti Yudas bahagia di sana, kalau ketemu ibumu sampaikan salam ku, kau anak yang kuat" Tatapan Daisy menatap lemari kaca di samping anaknya, tampak seorang wanita yang tersenyum sambil menggendong anak lelaki dan seorang pria yang memeluknya. "Dia cantik" "Kau benar, Yaza memang cantik" "Apa kau merindukannya?" "Aku memang merindukannya tapi rasa rindu ku terobati dengan adanya dirimu" Tatapannya menatap istrinya yang menatapnya. "Kau berjanji akan selalu bersama ku kan? Daisy?" "Aku berjanji, Mas" Ke duanya saling memeluk satu sama lain, berjanji tidak akan pernah melepasnya, walau perbedaan usia yang jauh tapi tak masalah bagi ke duanya.

Malamnya saat Lia tertidur, pintu kamar Lia dibuka, dan seseorang masuk ke kamar Lia. "Sudah lama, sweety" "Siapa...?" Ikatan Lia dilepas, Lia digendong lalu dibawa pergi. "Aku di sini, jangan khawatir" "Sweety...? Mas!" "Ku kira kau lupa" "Mas Delvin!" Lia memeluknya, menangis. "Jangan khawatir, kau tidak akan sendirian lagi sekarang, mau ikut dengan ku?" "Iya Mas! Aku mau!" "Bagus, kita pergi dari sini sejauh mungkin" "Iya Mas"

SEBAGIAN CERITA DI HAPUS UNTUK KEBUTUHAN PENERBIT 5tahun Waktu Yang Cukup Lama Bukan? Itulah Yang Dirasakan Ganendra Yuda. Pria Berusia 33tahun Yang Menyukai Keponakannya Sejak Kakaknya Menikah Dengan Wanita Yang Dicintainya. Pertemuan Tak sengaja Yuda Dengan Viera Ramadhani Membuatnya Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama. Penantian 5tahun Akhirnya Mendapat Titik Terang Saat Viera Dititipkan Padanya.