DzakiraTalita
Rumah tua
Dua kali dentang jam dinding besar berbunyi
suaranya memenuhi rumahtua ku ini
mengejutkan dan membangunkan lelapku
Mencekam, sunyi dan sepi
Diluar, hujan rintik turun saling tindih bercampur dengan aroma debu angin berdesir dingin menggigit tulang cemara bergoyang seperti menari tarian kematian
Langkah berat terseret satu persatu bau anyir bangkai menyeruak dari bayangan itu sosok tegap berdiri didepan pintu leher terpenggal tanpa kepala yang menyatu
Tuhan!
Tangannya menyeret kepalanya matanya merah lidah berdarah menjulur seperti menyapaku. Marah!
Kakiku bagai tertancap ribuan pasak dibumi lumpuh dan tak bisa pergi