COMPLETED | ❝Because a Broadcast, my life became...special❞ But wait, isn't forever. Written in Bahasa Indonesia ©2015 by shasha s. All right reserved

"Datenginnya pas bosan doang, emang gua playstation?" warning : contains lot(s) of swearing(s) or harsh word(s) highest rank #180 in fanfiction [3-31-16] Copyrights© 2015 hakunahood- All Rights Reserved

Katanya, pacaran tapi bertingkah seperti teman itu asyik. Itu fakta... atau opini?

❝You said that i'm your morning alarm, because my job is only waking you up in the morning.❞ Cover by _daunicorn © 2014 by Zahwa.

buat apa deket sama cowok perutnya kotak-kotak kalo cuman bisa bikin hati retak-retak. #2 in Short Story {6 January} #3 in Short Story {8 January} © 2015 by pembalout

Kegunaan mulut itu untuk bicara, tapi sepertinya Louis Tomlinson tidak sependapat denganku.

Kadang ada beberapa cerita cinta yang ditakdirkan nggak sesuai dengan cerita cinta lainnya. Dan ini, ceritaku dan seorang senior dari kelas Sains bernama Liam Payne.

Ternyata aku salah mengambil keputusan. Aku menyadarinya. Dan aku menyesal. namun sayang, rasa sesal selalu datang terlambat.

Chloe Allison , a beautiful girl who lived at Jakarta, Indonesia. The problem is , she likes many person at the sames time. One Day , she realized that she's wrong, She was not allowed to loves many person simultaneously , so she have to pick one of the boys to be loved. So , which one?

"Segalanya berubah semenjak aku bertemu dengannya, atau lebih tepatnya mereka. Dari dulu, kejadian yang kualami memanglah buruk. Namun, semua yang kualami kini menjadi sangatlah buruk. Mulai dari worst family, worst romance, hingga worst life. Kau tak akan tahu seberapa menderitanya diriku. Hidupku dipenuhi oleh kemunafikan dan silatan lidah dari orang-orang di sekelilingku. Aku muak dengan semua ini. Aku ingin berteriak, mengeluarkan, dan melampiaskan segala kemarahan yang selama ini menyesakkan dadaku. Aku ingin menceritakan dan menuangkan perasaanku pada orang lain, namun aku tidak pandai dalam mengekspresikan dan mendeskripsikan perasaanku. Aku juga tidak mau membuang percuma energiku hanya untuk menceritakan hal-hal yang akan menyakitiku kembali ketika diingat. Dan yang terpenting, aku tahu bahwa aku tak dapat mempercayai siapapun. Dan aku LUMAYAN BENAR mengenai hal ini."