kyufour's Reading List
4 stories
Farewell by glowdark
glowdark
  • WpView
    Reads 439,593
  • WpVote
    Votes 34,807
  • WpPart
    Parts 23
"Aku mendengar yang mereka bicarakan dari jarak kilometer. Aku dapat membaca isi pikiran mereka saat menatap mata mereka langsung. Aku dapat melihat suatu yang tak bisa dilihat orang lain. Aku istimewa kan? Dan aku benci itu - Adeeva "Gue orang yang dihormati di sekolah. Gak ada yang berani sama gue yang notabene orang kaya sejagat sekolah juga sejagat raya. Gue membicarakan fakta oke? Gue tipikal orang yang memandang level untuk berteman. Kalau mau jadi temen gue harus sadar diri, key? Dan sebuah kejadian membuat gue terpaksa berteman dengan cewek freak itu. Gue. Benci. itu - Reynard Copyright © 2014 by Glowdark
Freya by winterinnight
winterinnight
  • WpView
    Reads 5,317,943
  • WpVote
    Votes 233,394
  • WpPart
    Parts 31
● TELAH DITERBITKAN ● Aku tak pernah menyesal telah memiliki perasaan ini, meski akhirnya aku tersakiti. Tapi apa dia pernah merasakan jatuh cinta sedalam ini? -Freya Anindita *** Dia adalah cewek terbodoh yang pernah gue kenal selama ini. Dia cewek lemah, ceroboh dan terlalu polos. Dan itu sukses bikin gue kayak orang sinting -Kai Lucifier • • • Copyright © 2013 by winterinnight Hak Cipta Terlindungi © 2013 oleh winterinnight ──────────────────────────
Be My Boy by cintasyafei
cintasyafei
  • WpView
    Reads 836,730
  • WpVote
    Votes 35,760
  • WpPart
    Parts 13
SERI 1 Apapun demi menjadi pacar orang paling tampan dan most wanted di sekolah akan Kimi lakukan. Ngalah, nurut, menguntit sudah menjadi kebiasaan Kimi. Semua demi kebahagiaannya! Mengganggu Gava adalah kebahagiaan tersendiri untuk Kimi. Tapi namanya hari esok siapa yang tahu? "Anggep aja kemarin aku khilaf karena cemburu. Jadi batal putus dan jangan harap kamu bisa lepas gitu aja," jawab Gava tetap serius menatap jalanan.
Revan & Reina by bellawrites
bellawrites
  • WpView
    Reads 8,954,093
  • WpVote
    Votes 168,792
  • WpPart
    Parts 16
[TELAH DITERBITKAN & DIFILMKAN] Pandangan Reina dan Revan beradu. Dan, hal pertama yang mampu gadis itu lakukan adalah memejamkan kedua matanya sambil menghirup udara sebanyak mungkin. Sementara ia menyusun kata demi kata untuk mengurai penjelasan, justru Revanlah yang pertama kali membuka mulut. Memecah keheningan yang janggal. Meski begitu, ekspresi Revan terlihat muram. "Gue ngerti kok, Na. Tanpa lo jelasin pun, gue bisa mengerti," Revan melempar pandangannya ke arah lain. "Karena itu satu-satunya hal yang mesti gue lakukan ketika dia kembali." Reina masih terdiam. Perasaannya teraduk-aduk. *** Sebab Revan percaya, hati yang terluka hanya perlu waktu untuk sembuh. Namun, bukankah rasa kerap berjalan beriringan dengan anomali? Kini, kebahagiaan pun masih bertumpu pada ketidakpastian.