HAIIII!!! Welcome to my stories, maafkan kalo ceritanya kurang jelas atau belibet yaaa 😝😋

Stupid Zayn! Berapa abad lagi dia akan peka terhadap perasaanku. Perlukah aku memborong perlengkapan kosmetik agar dia tepesona kepadaku? Padahal aku ini adalah pacarnya sejak 4 SD. Friendzone lagi friendzone lagi. Aku tak hanya ingin sebatas jabatan! Aku ingin lebih! - Rachel, 13 tahun.

Instrumen yang menjadikan kita mampu menyaksikan sesuatu apa pun yang berbentuk indah. Layaknya kau, dalam satu tangkapan di benak, dalam impiku, dalam sebuah khayal, yang dengan penuh arti aku tuangkan ke dalam sebuah runtutan kata... menjadikanmu sebuah kaleidoskop. Diperuntukkan untukmu. Pria dalam impian. Jangan pernah bosan untuk tinggal di sana. Sekali pun kau ingin berlari, berlarilah dan jatuh ke dalam realita. Dunia nyataku. Sebab, aku terlalu lelah untuk jatuh dan menyadari kau hanyalah sebatas mimpi. Tertanda, perempuan yang memimpikanmu.

There were not many things that I knew much about but pain... Pain I knew. I understood it and its various types. Emotional pain as time dragged by, physical pain I felt when my mate had sex with another woman, when different men had come, nightly beatings, mental pain when he played tricks, when I realized no one from my pack was looking for me. Worse pain... knowing that I was here paying for another person's actions and my children were paying too. Yeah... I knew pain.