Dia selalu bersandar ditembok depan pintu kelas dengan earphone dan buku ditangannya...aku selalu membatin melihatnya karena dia seperti tidak peduli orang-orang disekitarnya....Dan pendapatku tentangnya berubah ketika aku mengetahui dia adalah seorang penyiar radio yang sering aku dengarkan bahkan aku pemuja suaranya... #Ali Andrean Aku menutup telingaku dengan aerphone dan aku membatasi pandanganku dengan hanya membaca buku agar aku tak perlu melihat keindahan diluar sana yang membuat aku harus memilih karena aku tak punya pilihan dalam hidupku.... #Prilly Ricardo Start Mei 2015

Muhammad Ali Syarief, adalah seorang mahasiswa sekaligus petinju dan fighter berbakat yang berprestasi. Kepergian Abahnya meninggalkan rasa terpukul yang amat dalam membuatnya menjadi pribadi yang pendiam dan cenderung kasar serta anti sosial. Prilly Latuconsina, adalah gadis cantik penuh talenta yang menjadikannya idola banyak remaja. Sifatnya yang ramah dan penyayang membuatnya memiliki banyak teman dan orang-orang yang menyayanginya. suatu hal mempertemukan mereka. akankah perbedaan mereka yang seperti bumi dan langit itu melebur menjadi satu?

Sheikh Hamdan Al Rasheed tidak menyangka jika pertemuan tak terduganya dengan seorang gadis berdarah campuran Indonesia-Belanda yang bernama Rebecca Natawijaya Vanderzee ternyata mampu menjungkir balikkan dunianya yang semula tenang dan damai menjadi tidak karuan. Perlahan tapi pasti kehadiran Rebecca berubah menjadi candu bagi Hamdan. Hingga muncul sebuah keinginan untuk menjadikan Rebecca sebagai teman hidupnya. Namun sepertinya itu hanya akan menjadi sebatas keinginan saja, karena menurut tetua Al Rasheed, Rebecca tidak memiliki kualitas sebagai istri dari His Highness Sheikh Hamdan Al Rasheed The Crown Prince of Dubai. Akankah sang Putera Mahkota memperjuangkan cintanya meski mendapat tantangan dari keluarga dan rakyatnya? Lalu, akankah Rebecca menerima indahnya komitmen yang ditawarkan oleh Hamdan? Let's see........ © Sashie Rahma

"Gue gak tau lagi harus ngajarin lo kayak gimana. Gue capek tau gak. Lo itu begonya udah akut," kata Ali sambil mengacak rambutnya frustasi. PLAKKKK! satu tamparan keras tepat bersarang di pipinya yang membuat dia meringis. "Lo gak berhak ngejudge gue kayak gitu. Gue gak pernah mohon-mohon ke lo buat ngajarin gue," suara itu terdengar bergetar. Prilly berusaha menahan tangisnya agar tak pecah. laki-laki di hadapannya ini benar-benar membuat kesabarannya habis. Andai saja ia tahu apa yang sebenarnya terjadi, pasti dia akan berfikir beribu kali untuk mengucapkan kata-kata itu kepadanya. Namun untuk apa Prilly menjelaskan. si jenius ini tidak akan perduli.