ndspace's Reading List
23 stories
Sepatu Untuk Anaya [2/2 END] by voltase
voltase
  • WpView
    Reads 23,422
  • WpVote
    Votes 3,208
  • WpPart
    Parts 3
"Tunggulah sebentar, Nak, akan Ayah bawakan sepatu paling hebat yang pernah kau punya." Sepatu Untuk Anaya © adhade
Lelaki Tua yang Kehilangan Teman Baiknya by prohngs
prohngs
  • WpView
    Reads 12,892
  • WpVote
    Votes 3,218
  • WpPart
    Parts 1
[1/1] Seperti kata Dul, dia tidak mati. Hanya hilang. Seperti jam tanganku--dia masih ada, masih bisa dicari dan ditemukan. Hanya saja, di mana?
Ripped Pages by frvrxxodairable
frvrxxodairable
  • WpView
    Reads 113,775
  • WpVote
    Votes 15,846
  • WpPart
    Parts 9
Hanya catatan usang yang telah dirobek dan hampir dibuang di tempat sampah. frvrxxodairable, ever since.
Segelas Diksi by havelunch
havelunch
  • WpView
    Reads 160,148
  • WpVote
    Votes 14,857
  • WpPart
    Parts 38
Kalau Tuhan memberiku kesempatan dilahirkan sekali lagi, maka aku ingin jadi puisi. Yang meski itu dari orang sepertiku pun kau tetap menyukainya. ©2016
Manusia di Balik Kaca Jendela by havelunch
havelunch
  • WpView
    Reads 57,950
  • WpVote
    Votes 10,959
  • WpPart
    Parts 7
Tahu kau hal apa yang paling tidak adil di dunia ini? Ya, itu dia. Tuhan menulis naskah komedi. Setiap orang adalah pemeran utama bagi dunianya sendiri: meronta, membuat orang lain tertawa. [KUMPULAN CERPEN] ©2017
Past Tense by kannanpan
kannanpan
  • WpView
    Reads 90,005
  • WpVote
    Votes 14,703
  • WpPart
    Parts 23
-written in lowercase- malam itu, aku tiba-tiba merindukan kalisa. kalau tidak kenal kalisa, akan kuberi tahu, dia adalah mantan pacarku. kami putus tiga tahun lalu, dan kalisa tidak pernah menerima itu, dulu. akan tetapi, malam ini, ketika aku meneleponnya, kalisa mengangkat pada dering pertama. percakapan kami mengalir. dan aku yakin, bahwa setiap orang memang memiliki hak untuk merindukan mantan pacarnya. © Mei 2018 by Kansa Airlangga
Sampah #4: Plastik Kresek by kontradiksi
kontradiksi
  • WpView
    Reads 6,485
  • WpVote
    Votes 1,448
  • WpPart
    Parts 1
Lautan semakin aneh. Tempat tinggal terakhirku bahkan berubah, memaksaku untuk pindah. Tidak ada lagi ikan kecil di sana dan koral-koralnya kehilangan warna. Belum lama aku mendengar kalau ada penyu yang tidak bisa pulang. Dia bilang pantainya hilang, berubah jadi batu raksasa berwarna abu-abu. Meski pantaiku masih seperti dulu, kalau berenang ke arah pantai, aku juga selalu menemukan benda asing. Namun yang paling aneh memang ubur-ubur. Ubur-ubur semakin banyak. Tapi ubur-ubur membuat teman-temanku sakit perut. Kasihan Nyunyu. Aku jadi sedih. Apakah laut sedang menghukum kami? [Sekarung Sampah Untuk Indonesia #4]
Bayi Para Nepotis by havelunch
havelunch
  • WpView
    Reads 22,551
  • WpVote
    Votes 4,109
  • WpPart
    Parts 3
Apalagi yang perlu saya cari di luar ketika lantai rumah saya sudah menumbuhkan bermacam-macam cara untuk bertahan hidup? Apalagi yang perlu saya cari di luar ketika atap rumah saya sudah lebih dari sekadar melindungi dari hujan? Serta apalagi yang perlu saya cari di luar ketika jendela-jendela rumah saya disuguhkan untuk memandikan mata saya dari penatnya rutinitas? ©2017
Si Kakek di Pinggir Jalan by Reboctoria
Reboctoria
  • WpView
    Reads 9,377
  • WpVote
    Votes 1,867
  • WpPart
    Parts 1
Kakek itu terdiam. Memandangi lalu-lalang arus kendaraan di depan matanya tanpa mengindahkan betapa bisingnya suara yang memekakkan telinga. Dia di sana, sendirian, terduduk kaku dengan mata sayu yang mengharap belas kasih orang yang melewatinya. Namun, apa daya, tak ada satupun orang yang menyadari akan keberadaannya di sana. Kakek itu hanya terdiam. Membuatku memendam banyak pertanyaan di kepala tentangnya. Hingga suatu hari, bermodalkan nekat dan membuang rasa gengsi, aku berjalan mendekatinya. Menyapanya ramah, bercerita tentang banyak hal, sampai dia mulai berkata tentang sesuatu yang tidak pernah kusangka sebelumnya. (c) 2015.
Bocah Renta by havelunch
havelunch
  • WpView
    Reads 8,058
  • WpVote
    Votes 1,877
  • WpPart
    Parts 1
satu yang berubah: bocah itu pulang dengan punggung anak-anaknya.