SeptianiSuci's Reading List
3 stories
Cinta di Laut Mati by SeptianiSuci
SeptianiSuci
  • WpView
    Reads 6,523
  • WpVote
    Votes 362
  • WpPart
    Parts 10
Hanna Al Hamid salahku, aku terlalu naif untuk mengakui bahwa cinta adalah salah satu pondasi rumah tangga. Aku bukan seorang ibu, tapi aku berakting menjadi ibu yang baik, aku tak mampu. Kini, disaat aku ingin mengemis agar dapat dicintai aku sudah terlambat, ruang hati yang kukira tak pernah kosong telah isi orang lain. Aku, wanita miskin yang tak punya apa-apa tapi malah berharap syurga. Ketika cinta tak berkolerasi dengan himpunannya. Ketika suatu hubungan tidak dilandasi dengan cinta, maka adakah bahagia itu... Lalu dimanakah akan meraihnya jika tak ada yang bisa hidup didalam hatinya yang dingin...ah tidak jika dingin masih ada makhluk hidup yang bertahan disana..jika tak ada maka laksana ikan yang tersesat dilaut mati, tenggelam pada habitatnya. Hampa dalam gejolak yang membabi buta... Case : Hanna Al Hamid Affandi Amaluddin Maya Astari zasqia Meisita
Catatan Harian Si Bulan by SeptianiSuci
SeptianiSuci
  • WpView
    Reads 460
  • WpVote
    Votes 41
  • WpPart
    Parts 2
Dia tidak terlahir seperti yang diinginkan, rupanya buruk pula. Dia tak pernah merasa dimanja seperti kakak-kakaknya yang lain... Apa salahnya? Bukankah mereka sama saja, terlahir sebagai perempuan. Lantas mengapa hanya dia yang harus berperan sebagai laki-laki??? Tak apa, tak ada air mata bagi Si Bulan, dia akan ikhlas menjalaninya. Demi Emak dan Bapak, pikirnya. Si Bulan bukan bunga yang ranum saat remaja, dia hanya gadis yang sedikit berubah dari Afrika menuju Asia tenggara. Wajahnya tak manis, tapi dia tersenyum dari hati. Si Bulan kadang jadi juara, tapi itu belum cukup bagi Emaknua. Hanya Bapak, ya hanya Bapak yang kadang menunjukan senyum bangganya saat penerimaan Raport. Si Bulan tak putus asa, bila tak bisa membuat Emak bangga, cukup jangan membuatnya malu batinnya. Kini apa yang Si Bulan jalani hanya untuk menebus rasa malu itu. Rasa malu yang teramat sangat di torehkan Purnama dan kakak2nya yang lain. Si Bulan, hanya Si Bulan yang selalu melihat air mata emak, Hanya Si Bulan yang mampu menerka sakit di Batin Bapak. Tatapan keduanya menghakimi Si Bulan bukan kakak2 nya, "ini tanggung jawabmu nak, jangan buat malu kami lagi. Tegakkan kepala kami lagi" begitulah Si Bulan menilai tatapan itu. Bagi Si Bulan membuat Emaknya menangis sama dengan menghunuskan pisau keulu hatinya. Mentakiti hati Bapaknya sama dengan menyatakan perang padamya.
Bersemayam dalam Do'a by SeptianiSuci
SeptianiSuci
  • WpView
    Reads 141,269
  • WpVote
    Votes 7,044
  • WpPart
    Parts 20
usia yang matang, dengan tingkat pendidikan yang tinggi justru kadang membuat seorang perempuan sulit mencari jodoh. usiaku yang nyaris kepala tiga, karirku yang sedang menanjak, dan orang tuaku yang terus menanyakan tentang pernikahanku. sementara aku, dengan luka hati yang begitu dalam akibat trauma masa lalu tak lagi dapat melihat cinta. kini saat aku mulai menata kembali hati itu lelaki itu datang lagi dengan segala problematika keluarganya, menyeretku kedalam pusaran luka yang lebih dalam. adakah lelaki yang tercipta benar-benar mencintaiku, tak ingin membagi cintanya. adakah lelaki yang diam-diam sedang menantiku diluar sana, berdo'a untukku, agar lekas dipertemukan denganku. atau aku harus merelakan berbagi cinta dengan alasan cinta dan kemanusiaan telebih dialah jodoh yang ditakdirkan padaku.... aku hanya ingin surga, didunia dan akhiratku, egoiskah aku??