auvyandra
Terjebak dalam ruangan sempit yang menyesakkan tanpa sebuah pintu keluar atau sekedar jendela untuk melihat keluar.
Hanya ada rantai besi yang mengikat kedua pergelangan tangan yang memucat dengan beberapa goresan yg mulai memudar milik Chanyeol, dan-
Sebuah cermin kuno klasik dan mengkilap menampilkan pantulan lelaki jangkung dengan tatapan mata yang kosong, bibir pucat, serta pakaian yang sudah tidak berbentuk lagi.
Lelaki itu tidak ingat sudah berapa hari ia tidak makan, minum, tidur. Bahkan ia juga tidak ingat mengapa ia berada diruangan ini.
Sungguh. Chanyeol tidak ingat apapun.
Yang ia tahu, kondisinya sekarang seperti seseorang yang habis dihajar dan dipukuli, dengan bibir dan mata yang lebam, goresan" di seluruh tubuh, serta darah yg mengering di kemeja putihnya.
Lalu detik berikutnya, Ia tiba" merasa dadanya sesak dan hatinya ngilu, saat cermin yang ia tatap sedari tadi menampilkan sebuah lukisan gadis kecil memegang boneka kelinci sedang melambaikan tangan kearahnya.
Dan saat itu lah pertahanannya runtuh. Butiran bening itu mengalir deras di pipinya. Tanpa Chanyeol sadari, tangisnya pecah, dan saat itu juga kakinya seakan lemas.
Chanyeol tidak mengerti kenapa ia menangis saat melihat lukisan gadis kecil itu.
Chanyeol juga tidak mengerti kenapa dadanya sangat nyeri dan kepalanya seakan ingin pecah.
Benar. Chanyeol frustasi.
Ia tidak bisa mengingat sedikitpun tentang gadis kecil yang bahkan senyumnya saja terlihat menyedihkan.
Chanyeol berlutut sambil menggosok kedua tangannya disertai tangisan yang pilu.
"Ini menyiksaku. Sungguh."