[TSDP #1] Siapa sih yang nggak mau jadi pengurus inti OSIS? Satu sekolah bakal kenal, "Oh, dia Shahia Jenaya? Sekretaris OSIS Angkatan 72?" Seenggaknya itu yang ada dipikiranku ketika terpilih menjadi pengurus OSIS SMA Adiwangsa. Namun, itu semua nggak penting lagi sejak aku tahu kepengurusan OSIS ini diketuai oleh seorang Alkaezar Pilar yang punya program kerja kayak struk belanjaan makanan pokok di rumah untuk stok satu tahun milik mamiku. Orang di luar sana melihat sosok Kaezar itu sempurna banget, tanpa cela dengan segala prestasinya di dalam maupun di luar sekolah. Padahal, dia tuh otoriter dan moody banget! Apalagi setelah hubungannya dengan Kalina putus, Kaezar nggak lebih dari seonggok tubuh yang isinya dikuasai sekumpulan dedemit gedung sekolah-dia bisa diam kayak batu dan berganti jadi marah-marah dalam satu waktu. Sebenarnya, aku sama sekali masa bodoh dengan itu semua. Namun yang membuat aku syok adalah pengakuan Kaezar tentang alasan putusnya dengan Kalina. Aku jadi yakin dengan kecurigaanku selama ini, bahwa sebenarnya di kehidupan masa lalu aku ini adalah pelakor di zaman Kerajaan Majapahit. 18/01/21 s.d 04/08/21 Cover : pinetreeforest.jpg

"Percaya deh. Bukan gue yang gila, tapi cowok gue."

[COMPLETED] Ini catatan harian Jihoon si penyendiri tentang Woojin sahabatnya. Melalui catatan ini, Jihoon akan membawamu sedikit banyak mengenal teman pertamanya, juga rahasia yang bersembunyi di balik tulisan-tulisannya. Highest rank: #4 on short story ㅡstart 15 Desember 2017 ㅡend 15 Januari 2018

"Kutebak kau tidak pernah melihat satu abs pun secara langsung. Jadi aku akan berbaik hati memperlihatkan milikku, bagaimana menurutmu?" adalah rentetan kata tidak masuk akal yang memulai sebuah barter keuntungan di antara dua remaja yang saling bertetangga itu. a sehun fanfiction ©nainoh Completed: 2018, February 10.

Riddle. Bagi Alluca, Riddle adalah teka - teki yang sulit dipecahkan dan hanya orang jenius yang mampu memecahkan riddle tersebut. Tapi Alluca gadis yang bodoh, jadi dia tidak akan pernah dan tidak akan bisa memecahkan teka - teki itu. Apalagi, teka - teki yang dibuat Chanyeol, guru olahraganya yang pervert. Teka - tekinya mudah di jelaskan tapi sulit di telusuri. Alluca dan Chanyeol memang dekat, sangat dekat. Mereka melakukan apapun bersama, mereka selalu berciuman, tapi tanpa kata cinta dari mulut Chanyeol. Sikapnya menunjukkan iya, tapi kadang tidak. Seperti ingin pergi tapi di tarik, seperti tidak ingin tapi dihempas. Park Chanyeol × You.

Baby Jung mengumpulkan keberaniannya untuk memastikan bahwa ia memang tidak salah dengar tentang apa yang baru saja dikatakan ketua prodi nya. "Siapa tadi?" "Kau dapat dosen pembimbing Oh Sehun." Oh Sehun, dosen pembimbing muda yang sudah dikenal akan kemampuannya membuat jungkir balik mahasiswa dan tidak kenal ampun itu kini akan dihadapkan dengan Baby Jung, si wanita maniak gamers. Semua terasa berputar putar dan pandangan Baby menggelap seketika. NC SOME CHAPTER IN PRIVATE and many SMUT Scene Mature Content

[trilo(ve)gy 2--for you who don't believe in love] Tidak ada kebaikan cuma-cuma di dunia ini. Semua manusia terhubung dengan satu sama lain karena kebutuhan, bukan perasaan--apalagi hal seabstrak cinta. Oh Sehun sudah membuktikan hal ini sendiri selama dua puluh empat tahun usianya. Ia menukarkan wajah dan tubuhnya dengan segala yang bisa diberikan oleh hidup; wanita, uang, adrenalin, popularitas. Seperti itulah permainannya berjalan. Karena itu, kehadiran Song Hanna di sekitarnya terasa begitu sureal. Tidak, gadis itu hanya tipikal gadis kota yang cantik, sibuk, dengan kepribadian ceria bak buku terbuka. Hidup keduanya berada di jalur yang berbeda. Hanna tidak menginginkan apa pun yang Sehun miliki dan sebaliknya. Tidak ada alasan untuk saling membutuhkan dan tergantung pada satu sama lain. Tapi, kenyataannya tidak begitu. Song Hanna adalah sisi lain koin Oh Sehun. Refleksi cerminnya. Antinominya. Dan entah sejak kapan, Sehun belajar untuk menginginkan apa yang tidak bisa hidup berikan padanya. Dan itulah awal mula kacaunya roda kehidupan mereka berdua.

Chanyeol pikir dirinya tidak punya saudara. Chanyeol juga berpikir semua orang yang sedarah dengannya adalah saudaranya. Tapi setelah ibunya meninggalkannya, barulah ia tahu bahwa ia sama sekali tidak punya saudara. Bukan perkara yang yang besar selama ia punya dirinya sendiri. Ia bahkan tidak menangis ketika ibunya pergi dengan cara yang paling hina di mata Chanyeol. Chanyeol punya rumah baru, White House. Di sanalah ia baru tahu kalau bukan dirinya saja yang tidak punya saudara. Chanyeol punya banyak teman di White House. Dan di sanalah ia menemukan saudaranya. Saudara bukan sedarah yang menggemari buku dongengnya yang bergambar lumba-lumba. Saudara bukan sedarah yang justru bahu-membahu untuk bertahan hidup bersamanya. Saudara bukan sedarah yang mengikat janji berteman selamanya. Dan saudaranya itu, Byun Baekhyun, adalah si penggemar lumba-lumba. Baekhyun tidak mau bermimpi soal masa depannya. Baekhyun tidak mau bermimpi jadi musisi seperti yang Chanyeol impikan. Dan Baekhyun cukup tahu diri untuk tidak memiliki mimpi seperti anak normal lainnya. Melihat lumba-lumba nyata di laut lepas adalah satu-satunya mimpi yang Baekhyun punya. Tapi ia segera buta. Dapatkah Chanyeol membawa Baekhyun bertemu lumba-lumba di laut sebelum Baekhyun kehilangan penglihatannya? . .. ... <friendship, angst, no yaoi>

Bagaimana jika ... kamu terjebak disebuah tempat ... bersama orang yang kamu kagumi. What would you do? NO ESCAPE NO HOPE NO TIME The only way out... is together ( or Not ).

#TELAH TERBIT ( Sequel of "Melodies" ) Harmoni Senja-seorang dokter muda-selalu dibayangi rasa benci akan masa lalu yang membuatnya tidak percaya akan cinta. Namun, siapa sangka, Haru, seorang pasien yang kehilangan ingatan membuat Senja simpati. Rasa simpati ini kemudian menumbuhkan kembali benih-benih cinta dalam benak Senja. Di sisi lain, Haru juga mulai mencintai Senja. Namun, seiring ingatan yang pelan-pelan kembali, nyatanya Senja hanyalah pengingat akan seseorang di masa lalu. Perempuan yang telah ia anggap sebagai cinta sejati. Apakah mereka akan terus hidup dalam bayang-bayang masa lampau, atau berhenti untuk melihat ke depan bersama? Published: Jakarta, 24 Februari 2015.