PipitSenja's Reading List
2 cerita
SUJIWO oleh ssvanbeuteles
SUJIWO
ssvanbeuteles
  • Membaca 83,574
  • Suara 5,738
  • Bagian 19
#1 dalam Humanis 10-04-2023 #1 dalam Satire 21-08-2020 #1 dalam Ceritapendek 10-02-2020 #1 dalam balada pada 29-01-2019 #1 dalam humanis pada 11-09-2018 Sujiwo, nama itu diambil dari bahasa Jawa. Su berarti baik dan Jiwo berarti jiwa. Kalau disambung, kata ini memiliki arti Jiwa yang baik. Jiwa yang menyerap, mengendap dan meluap segala kebaikan. Nama itu diberikan oleh Karto Gabuk dan Karto Lanang. Sujiwo anak ketiga yang lahir dari rahim seorang perempuan gila bernama Suminten, yang telah tiga kali melahirkan anak dari buah tindakan asusila laki - laki pengumbar syahwat. Kelahirannya dinantikan Karto Gabuk seorang pejual onde -onde di pasar tempat Suminten biasa tidur dan mengais makanan. Karto Gabuk perempuan mandul yang sangat mendambakan anak. Kemiskinan Karto Gabuk dan Karto Lanang tidak menjadikan penghalang bagi mereka untuk memberikan kasih sayang yang lebih kepada Sujiwo. Kematian Karto Lanang menjadikan Sujiwo anak yang mandiri, dan berbakti kepada Karto Gabuk. Karto Gabuk mendidiknya sendiri hingga akhirnya Sujiwo berhasil menjadi anak yang cerdas dan berhasil kuliah di Fakultas Pernanian UGM. Di Akhir masa kuliahnya Sujiwo kehilangan Karto Gabuk, yang meninggal karena sakit. Rahasia kebenaran yang selama itu disimpan akhirnya diceritakan oleh Karto Gabuk menjelang kematiannya. Sujiwo akhirnya mengatahui bahwa dia bukan anak biologis Karto Gabuk dan Karto Lanang melainkan anak Suminten, orang gila di pasar Sidomulyo. Kisah masa lalunya itulah yang diceritakan kembali kepada Wulantika Nafiza Istri Sujiwo saat mereka telah hidup bahagia dengan dua anak dan jabatan sebagai Vice President Agronomy di perusahaan perkebunan terkemuka.
Decision! oleh VodcaWhiskey
Decision!
VodcaWhiskey
  • Membaca 1,101,782
  • Suara 140,940
  • Bagian 44
(Di-private) Agisa Barata. Bungsu dari keluarga harmonis bergelimang materi. Cantik paras. Baik hati. Pintar. Bersahaja. Komplit. Merasa sudah memiliki segalanya, Gisa punya goal terakhir: menikah muda. Ia serahkan urusan memilih jodoh pada Bara papanya. Gisa tahu, di kepala Bara ada satu kandidat terbaik--kandidat yang sebenarnya sudah Gisa pilih sejak jauh-jauh hari: Ragadi Tungga Putra. Gadi mungkin datang dari keluarga sederhana. Si Yatim bertampang biasa. Tapi berkarakter lemah lembut, istimewa, tanggung jawab. Lengkap dengan kisah hidup luar biasa. Gisa jatuh cinta. Gadi pun sebaliknya. Mereka menikah. Namun, selalu ada kata 'tapi' di ujung deskripsi sempurna. Seperti Gadi yang belakangan Gisa tahu hanya seperti Marrionette alias boneka benang: baru bergerak ketika digerakkan. Apakah Gisa bisa bertahan? Dengan laki-laki yang bahkan tak mampu membuat keputusan?