(SUDAH DITERBITKAN DAN DAPAT DITEMUKAN DI TOKO BUKU TERDEKAT) [The Marriage Contract Series 1] Tampan. Kaya. Muda. Itulah 3 kata yang menggambarkan sosok Michael Veron Soedjono yang super sempurna. Setiap kaum hawa yang melihatnya pasti akan jatuh hati dalam hitungan detik, dan yeah itu juga pertama kali yang dipikirkan Maura tetapi setelah ia mengenal sosok itu lebih dalam, pria itu hanyalah seorang pria pemarah, suka mengatur dan tidak suka ditentang, galak lagi! Uh! Cuek. Dingin. Berbeda. Hanya itu 3 kata yang berada di benak Veron ketika melihat sosok Maura Anindya Parvati. Gadis itu tampak berbeda dan ia tetap terlihat memesona walaupun dengan wajah kucel dan baju acak-acakan. Oh tunggu dulu, semua berubah semenjak Veron mengenal gadis itu. Gadis itu hanyalah gadis tukang protes, tukang ngambek dan membuat kepalanya pusing! Keduanya bertemu dalam situasi yang tidak di sengaja dan pada akhirnya mereka harus bekerja sama demi sebuah misi. Misi yang hanya mereka berdua ketahui! (25.12.14 - 24.12.15)

In which survival is put through the ultimate test. It is said that the supernatural world was like a thin sheet of glass - for it was far too harmonic; far too fragile for those to wreak havoc upon. Albeit, there was a hybrid that could shatter it with the touch of her finger, with the air of her presence. She was a crack in that glass, threatening to welcome all darkness that crawled from the grim abyss. She didn't ask for this. She didn't ask to be indomitable. She didn't ask to be perfect. And she certainly didn't ask to be hidden for her life sake. But yet she was, being a werewolf-angel, after all. Despite the many odds that are against her, she strives with a strong and unwavering spirit to survive in a world devoid of love. With a secret past, her life remains a true mystery to others. But this was all going to change. Meet Charlotte Taken, and this is her story. (Cover by 17Serenity) (Trailer by niamh1864)

Cinta itu selalu punya cara untuk membuatmu kembali, sayangku. Sejauh apapun kau melangkah pergi, akan ada cara-cara tak terduga yang membuatmu memutuskan untuk menoleh ke belakang, kepadaku. Aku tak perlu mengikat hatimu. Karena, yang kau butuhkan adalah waktu untuk menyerahkan diri kepadaku, perasaanmu. Maka, aku akan menunggu. Berdiri di tempatku sampai kau mengulurkan tangan untuk kugenggam.