Kalau kalian mengira bahwa ketua osis dan wakilnya selalu memiliki chemistry yang bagus, maka kalian salah besar.

In a world where power is paramount and vulnerability is a liability, Love and Milk are bound by a shared past of betrayal and concealed truths. As their childhood rivalry intensifies and secrets unravel, their hatred transforms into a dangerous attraction, forcing them to confront their intertwined fates and risk everything, even the foundations of their worlds. Love's chest tightened, her vision blurring with tears. She stepped forward, her voice trembling with restrained fury. "I will never forgive you, Milk." Milk's jaw tightened, but she didn't back down. "Then don't. Forgiveness was never meant for us to give. We're bound by hate right from the start." Yet, a truth remained unspoken: they were also tied by fate, two halves of a whole destined to collide. Trigger Warning: This story contains sensitive themes, including violence, abuse, emotional trauma, explicit language, and mature content. It is strictly intended for readers aged 18 and above only. Read at your own risk.

Mereka tidak sempurna. Tidak ada kisah dongeng di sini. Tapi mungkin justru di ketidaksempurnaan itu, mereka menemukan sesuatu yang lebih nyata. Sesuatu yang bertahan. Sesuatu yang layak diperjuangkan.

Desde el momento en que Milk y Love fueron elegidas como protagonistas de la nueva serie GL del momento, la tensión entre ellas fue palpable. Lo que los fans veían como química explosiva en pantalla, en realidad era un choque de egos, orgullo y un pasado lleno de resentimientos.

All Jisoo hoped for was to be free from the shackles of her burdens. All Jennie wished for was to be actually happy. Could they finally find what they want in each other? Would they be able to confide in each other through everything? A short story by xmoonchildnow

Dua gadis. Satu kehamilan. Nol logika. Masalahnya? Mereka sama-sama perempuan. Jadi... siapa yang berdusta?

Namtan dan Film adalah dua sahabat yang punya cara berbeda dalam melihat dunia mereka. Namtan, seorang seniman, lebih memilih diam dan menjaga jarak, sementara Film, seorang pelukis, lebih terbuka meskipun tetap menyimpan banyak rahasia di hati. Mereka berbagi waktu bersama, namun ada perasaan yang tak pernah diungkapkan-sesuatu yang lebih dari sekadar persahabatan. Melalui percakapan sederhana, keheningan yang nyaman, dan karya seni yang menyentuh hati, keduanya saling memahami satu sama lain lebih dalam. Namun, saat perasaan itu mulai tumbuh, keduanya harus memutuskan apakah mereka siap untuk mengubah dinamika hubungan mereka yang sudah lama terjaga. Di balik kesunyian, apakah mereka bisa menemukan keberanian untuk mengungkapkan perasaan yang selama ini tersimpan?

Asha Rachael Aullicia selalu menjalani hidupnya dengan penuh kehati-hatian. Sebagai seorang siswi kelas 10 yang dikenal patuh dan tidak pernah berbuat onar, ia selalu berusaha menjaga reputasinya sebagai anak yang baik, terutama di hadapan maminya yang sangat disiplin dan protektif. Namun, kehidupannya yang tenang mulai berubah ketika ia menarik perhatian Reinara Haelyn Cecilia, kakak kelas 12 yang terkenal bandel, berani, dan tak kenal takut. Alih-alih menjauh, Reinara justru semakin sering menghampiri Asha. Gadis itu kerap menunggunya di depan kelas, memanggil namanya dengan santai di tengah keramaian, hingga melontarkan berbagai candaan yang membuat Asha gelagapan. Semakin Asha berusaha menghindar, semakin Reinara mengejarnya. Yang lebih buruk lagi, Reinara segera menyadari bahwa Asha terlihat sangat menggemaskan saat panik. Maka, tanpa ragu, ia semakin sering mengusilinya dengan berbagai komentar yang justru memperparah kecemasan Asha. "Asha, serius deh, tadi aku ngelihat Mami kamu di gerbang sekolah. Muka dia kayak... curiga gitu." Asha yang memang sudah cemas sejak awal kini benar-benar dipenuhi ketakutan. Ia tahu betul bahwa maminya tidak akan tinggal diam jika mengetahui bahwa putrinya dekat dengan seseorang gadis berandalan seperti Reinara. Maka, tanpa pilihan lain, ia memutuskan untuk menyembunyikan hubungan mereka. Sementara Asha sibuk berusaha menjaga rahasia, Reinara justru menikmati situasi ini sepenuhnya. Baginya, melihat Asha yang gelisah dan paranoid adalah hiburan tersendiri. Namun, semakin lama, menjaga hubungan ini tetap tersembunyi menjadi semakin sulit. Setiap tatapan penuh selidik dari maminya membuat Asha semakin panik. Setiap lelucon yang dilemparkan Reinara semakin menambah kecemasannya. Dalam kisah yang dipenuhi kesalahpahaman, kelucuan, dan dinamika hubungan yang unik, Asha harus menghadapi kenyataan bahwa terkadang, bukan aturan yang membuat segalanya terasa rumit, melainkan ketakutan yang diciptakannya sendiri.