(SEBAGIAN CHAPTER DIPRIVAT. Jadi mohon follow sebelum baca.) Sinopsis Jika semut tak dapat meninggalkan gula, maka Nando tak dapat meninggalkan pengukir senyumnya. Jika teratai tak dapat bertahan tanpa air, maka Nando tak dapat bertahan tanpa penghadir air matanya. Dalam hidupnya, Nando memiliki 3 benda penting: 1. Bola 2. Gitar 3. Puisi Nada Menurutnya, itulah yang membuat hidupnya lebih sempurna. "Lo liat, kaca gue pecah! Lo main bola ketika hujan. Lo sadar gak sih, itu ngerugiin orang lain!" geram gadis dengan rambut yang diikat kuda. Matanya menajam, kesal dengan ulah lelaki jangkung di hadapannya. "Yang ngerugiin itu bukan bola. Juga bukan hujan." jawab lelaki itu polos. "Ya tapi kalau misalnya lo cuma main lompat tali, atau cuma baca buku, kacanya gak bakal pecah Nando!" tekan gadis tersebut di setiap kata. "Ya tapi kalau misalnya yang main bola tadi itu Christian Ronaldo, atau Lionel Messi, kacanya gak bakal pecah Nada." dan untuk kesekian kalinya, Nando berhasil membuat emosi Nada semakin mengobar. Dan mulai detik ini Nada benar-benar yakin. Ada 3 hal tersulit yang mengusik. 1. Tentang bola 2. Hujan 3. Dan menghadapi makhluk seperti Nando. Cerita ini menceritakan tentang arti persahabatan, pentingnya menghargai perasaan, mahalnya waktu kehidupan, dan pentingnya menetapkan tentang kejujuran perasaan. Citraanggraini99

#1 In Teen Fiction (22/01/2017) "Kenapa ya dari sekian banyak cewek di sekolah kita, harus banget yang gue tabrak itu si siapa tuh namanya?" Kavi memalingkan pandangannya dari atap kamar ke arah tiga temannya bergantian. "Athala," sahut Deny. "Iya siapa kek. Harus banget dia? Kayaknya sial mulu idup gue?" Kavi melempar handuknya ke atas tempat tidur. "Apa gue potong rambut aja kali ya?" "Lah? Apaan sih lo gila?" Divin yang sedang PS, reflek menghentikan permainannya. "Apa hubungannya Athala sama potong rambut?" "Yaa buang sial gitu maksud gue," "Si bahlul." Reno sontak tertawa. "Jadi menurut lo si Athala itu kesialan?" "Iyalah jelas. Sehari nganter dia aja gue udah males banget. Tau gitu gue tolak mentah-mentah." Kavi menghela nafasnya kasar. "Najis. Mana ada sih orang yang abis dianterin pulang ga ngucapin 'makasih' atau apa kek gitu. Ini mah apaan? Boro-boro ngomong makasih, senyum ke gue juga enggak. Ada ya? Cewek judes mampus kayak dia? Amit-amit."

(SEBAGIAN CHAPTER DIPRIVAT. Jadi mohon follow dulu sebelum baca.) Alfaro, Tampan?, Most wanted?, Genius? Bahkan sangat dekat dengan kata sempurna menjalani hidupnya dengan datar, lurus, dan tak banyak bicara. Namun, semuanya berubah. Hidup Alfa menjadi jungkir balik tak karuan karena Deera. Gadis pembuat onar, periang, bawel, berisik yang membuat Alfa mau tak mau, harus banyak bicara menghadapinya. Siapa sangka, dibalik keceriaannya Deera memiliki beribu rahasia yang sangat pandai disimpannya. Ia memberi celah penerangan pada orang lain padahal ia tak yakin dapat keluar dari kegelapan yang menghantuinya. Percayalah, waktu terus berjalan. Membuat keduanya sadar bahwa mereka akan dapat keluar dari kegelapan itu bersama. Dengan rasa yang perlahan muncul diantaranya. Kisah ini menceritakan tentang arti persahabatan, mahalnya waktu kehidupan, juga ketetapan perasaan yang sudah terukir dari Sang Maha Cipta. Citraanggraini

(Telah Terbit dan Difilmkan) Berawal dari keterlambatan mengikuti upacara pertama di sekolah baru, Salma Alvira bertemu dengan seorang cowok yang membantunya menyelusup lewat gerbang samping. Selidik punya selidik, cowok itu ternyata bernama asli Nathan; murid nakal yang sering jadi bahan gosip teman-teman terdekatnya. Beberapa rangkaian kejadian pun terjadi yang justru mengantarkan Salma untuk menjadi kian lebih dekat dengan Nathan. Dua kepribadian yang saling bertolak belakang, seperti langit dan bumi; yang tidak bisa bersatu tapi saling melengkapi. Novel ini mengisahkan tentang masa indah putih abu-abu, persahabatan, pelajaran kehidupan dan pentingnya untuk selalu menghargai perasaan.

cinta yang tumbuh dari persahabatan itu biasa. tapi bagaimana kalau itu terjadi pada ali dan prilly?