Kata orang menikah itu indah, karena pada akhirnya kau sudah menemukan belahan jiwamu. Tetapi bagaimana kalau keindahan pernikahan menurut orang-orang itu tidak terjadi pada pernikahan Prilly Amora?. Ketika Lelaki itu datang tanpa di duga. Lelaki yang tidak pernah Prilly kenal sebelumnya tetapi bisa dengan mudah membuatnya jatuh kedalam pesonanya. Lelaki itu bisa menggetarkan hatinya bahkan di saat pertama kali mereka bertemu. Lelaki itu begitu baik dan begitu lembut padanya, membuat Prilly tidak kuasa kalau tidak menerimanya. Lelaki itu membuat Prilly merasakan hal yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Lelaki itu bisa membuat jantungnya berdetak kencang, dia ternyata sudah mengisi hati Prilly perlahan-lahan hingga penuh, membuat gadis itu benar-benar jatuh cinta padanya. Dan ketika Lelaki itu dengan tulusnya melamar Prilly, begitu sungguh-sungguh, berjanji akan membahagiakannya, membuat Prilly tidak bisa membendung rasa harunya, ia begitu bahagia karena tidak pernah di perlakukan semanis itu, hingga pada akhirnya Prilly menerimanya dan berharap nantinya rumah tangga mereka akan terjalin dengan harmonis sekaligus membahagiakan. Namun malang tak bisa di tolak dan untung tak bisa di raih, nyatanya Lelaki itu berubah bahkan di saat hari pertama mereka sudah resmi menjadi sepasang suami istri. "Aku sudah memaafkanmu. Tapi aku tidak pernah lupa bagaimana caranya kau menyakitiku, semua itu selalu menyesakkan dadaku"

"Gue gak tau lagi harus ngajarin lo kayak gimana. Gue capek tau gak. Lo itu begonya udah akut," kata Ali sambil mengacak rambutnya frustasi. PLAKKKK! satu tamparan keras tepat bersarang di pipinya yang membuat dia meringis. "Lo gak berhak ngejudge gue kayak gitu. Gue gak pernah mohon-mohon ke lo buat ngajarin gue," suara itu terdengar bergetar. Prilly berusaha menahan tangisnya agar tak pecah. laki-laki di hadapannya ini benar-benar membuat kesabarannya habis. Andai saja ia tahu apa yang sebenarnya terjadi, pasti dia akan berfikir beribu kali untuk mengucapkan kata-kata itu kepadanya. Namun untuk apa Prilly menjelaskan. si jenius ini tidak akan perduli.

" Aku menyerah. " kata sialan itu bagai petir yang menyambar daun telingaku. tidak dia tidak boleh. aku menggelengkan kepalaku cepat. "Nggak kamu gak boleh pergi. aku mohon. aku sayang kamu. jangan pergi sayang. lihat aku, aku butuh kamu" aku memohon padanya dengan menggenggam erat tangannya. " Selamat tinggal !" ucapnya.