[Pemenang Wattys Award 2017 kategori Riveting Reads] Apa sih yang dipikirkan orang saat mendengar kata pelaut? Orang yang kerjanya menangkap ikan seperti nelayan? Orang yang bekerja berbulan-bulan di laut dan tak pulang-pulang? Atau orang yang diyakini tidak pernah cukup dengan satu wanita saja?

Kita ini layaknya seperti orang buta, tak mampu melihat. Kita seolah sama-sama tuli, tak bisa mengerti. Dan mungkin juga kita bisu, karena dari sekian banyak kata yang berkecamuk dalam hati, tak ada satupun kata yang sanggup tersampaikan dengan sempurna. Padahal selama ini, apa yang kita rasakan sama.

"malem pah, aku sudah sampai diLondon, sekarang aku lagi menunggu pihak univ menjemputku. aku akan merindukan kalian semua" "hai, apa anda berasal dari Indonesia? apakah nama anda Ariana?" tanya seorang laki-laki yang memgang sebuah foto, yg aku fikir itu adalah fotoku. "ya aku dari Indonesia, dan apakah anda yg akan mengantarku ke tempat kuliah? dan ini paspor ku, jika kau tidak percaya". "saya yang akan mengantarkan anda nona, tapi tidak ketempat kuliah. saya akan mengantarkan nona ketempat tuan saya terlebih dahulu. dia yang membiayai beasiswa anda disini, dan ia ingin bertemu dengan anda nona. mari silahkan ikut saya" ..... whats dia seorang CEO diperusahaan terkenal di London. ... lihat saja kau akan tau...

(Must Date the Playboy Book 3) Despite attempts of being 'just a friend', Zach realized that his feelings for Tori would never change. Now that he's finally ready to get her back, would his second chance at love be worth the shot--even if the circumstances try to break them more apart? *** Zach made the ultimate sacrifice of letting Tori go--giving her and James his blessing, knowing it would make her happy. But just as he decided to remain in her life as a friend, what if circumstances change and the truths that they initially believed in are purely misunderstandings? Would Zach's efforts be enough to make Tori love the playboy again?