Seolnam menjadi salah satu Senior High School populer di Korea Selatan, tepatnya menjadi sekolah terfavorit di kota Seoul. Seolnam telah menorehkan banyak prestasi yang mendulang sehingga posisinya selalu kuat. Namun semua itu tidak berjalan lagi sesuai harapan, masa-masa kejayaan Seolnam rupanya harus meredup usai kasus bunuh diri yang telah terjadi hingga kelima kalinya dalam tahun ini. Begitu mendengar kabar itu, Akane Hasekura telah berambisi untuk mengubah takdir hidupnya menjadi lebih baik. Akhirnya gadis itu kembali ke negeri asalnya menerima tawaran saudari Ibunya untuk memecahkan kasus bunuh diri itu. Walaupun Seolnam tengah dilanda kegentingan yang luar biasa namun itu tidak membuat sekelompok siswa populer meninggalkan sekolah mereka. Grup itu bisa dikatakan nyawa Seolnam untuk saat ini, berkat mereka setidaknya posisi Seolnam tidak akan terlalu terpuruk. Untuk lebih menguatkan kembali pondasi Seolnam, dengan tangan terbuka mereka menerima kedatangan salah satu anggota dari grup itu, dia adalah Park Chanyeol. Anak muda itu akan melanjutkan sekolahnya kembali setelah menetap dua tahun di California. Pertemuan antara dua pemeran utama pun terjadi, namun rupanya tidak meninggalkan kesan yang baik bagi keduanya. Chanyeol menaruh perasaan benci pada sosok gadis cupu yang keberadaannya dikucilkan hampir seantero Seolnam. Peringai gadis itu yang terlampau dingin dan acuh dengan sekitarnya membuatnya semakin membencinya. Gadis itu rupanya sosok cantik jelita Akane Hasekura yang sengaja menutup identitasnya sendiri guna mewujudkan ambisinya untuk memecahkan kasus tersebut. Seiring berjalannya waktu, perjalanan klise kehidupan Seolnam mulai terungkap satu persatu terutama setiap misteri di balik kasus itu. Rupanya perjalanan itu tidak mengalir seperti biasa, sentuhan warna merah muda membuat setiap babak kehidupan mereka semakin kompleks.

Kembar. Ketika mendengar kata itu, hal yang pertama kali terbayang adalah dua anak dengan wajah sama, baju sama, dan kelakuan yang juga sama. Arva, Arvel, dan Arvin juga pernah mengalami masa-masa seperti itu. Di mana setiap hari memakai baju yang sama, tas yang sama, sepatu yang sama. Mereka sering bertukar nama dan mengerjai banyak orang. Masa kanak-kanak mereka diisi dengan banyak keseruan. Dan ketika tumbuh menjadi remaja, mereka mulai melangkah ke titik berbeda. Wajah mereka yang dulunya serupa mulai menunjukkan perbedaan yang mudah untuk dikenali. Barang-barang mereka yang dulunya sama mulai berganti. Dan, ketertarikkan mereka terhadap sesuatu yang tidak sama membuat Kembar Tiga itu semakin terlihat berbeda. Waktu membuat mereka melangkah menjauh ke tiga titik berbeda. Tiga titik berbeda yang masih berhubungan. Membentuk sebuah segitiga. Trihedron. Q: Kenapa suka sama Ara? Arva: Nggak tau. Emang suka butuh alasan? Q: Gimana kalau Arva suka sama lo? Ara: Hah?! Emangnya Arva suka sama gue?! Q: Kenapa suka sama Lata? Arvin: Sori, gue lagi nggak tertarik buat suka sama seseorang. Q: Gimana kalau Arvin suka sama lo? Lata: Gue aminin aja deh, hehe. Q: Kenapa suka sama Kintan? Arvel: Lo mabok? Kayaknya lo habis kepentok deh. Q: Gimana kalau Arvel suka sama lo? Kintan: Anjir lo gila?! Mau lo gue gampar bolak-balik?! Sini! Biar otak lo balik ke posisi semula!

'Love is a game, constantly waiting for the next X or O' Cerita tentang Endo, Nesia, dan Raya : Cowo-cowok ganteng turunan bukan tanjakan. MeccailafeatSwissbi@2019

Welcome to the one and only source of Jakarta's Elite. If u find anything interesting about them - please let us know : updates@hisnobiety.com

(SILAHKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA) Charel Cesario Ramosa menemukan dunianya berubah saat kakeknya meminta sebuah pernikahan sebagai syarat untuk memiliki seluruh kekayaan keluarga Ramosa. Pernikahan terdengar mudah karena Charel hanya tinggal menunjuk satu gadis yang berjejer untuk mendapatkan dirinya. Tapi nyatanya tak semudah itu karena Charel merasa bahwa sampai saat ini belum ada wanita yang pantas untuk bersanding dengannya. Membuatnya memakai ide gila dari tangan kanannya untuk "memperkerjakan" seorang wanita sebagai istrinya. Dan takdir yang entah bisa di sebut baik atau malah buruk membuat seorang Carla Moria berdiri di hadapannya, gadis penari balet yang membutuhkan uang untuk melanjutkan cita-citanya untuk memperdalam ilmu balet di perancis. Charel butuh bantuan dan Carla butuh uang... mereka bertemu seperti takdir. Namun tak akan pernah ada yang berjalan mulus di dunia ini, salah satunya saat Charel merasa menemukan orang sempurna yang pantas untuk berada di sampingnya dan orang itu bukanlah Carla

(SELESAI) Karena ada yang layak diingat, meski banyak yang patah di sebuah rumah. Bagian dari Loversation untuk Ardan.

[COMPLETED] Tentang seorang laki-laki beraroma vanilla yang takut kecoa tapi enggak pernah takut menjadi diri sendiri. Tentang seorang laki-laki yang mencari dirinya dari bait lirik Sheila on 7 dan segelas Milo hangat. Dan tentang seorang perempuan, yang terjebak diantara keduanya.

Dia menolak ku. Satu-satunya pria yang pernah menolakku, satu-satunya pria yang berani mendorongku menjauh.. satu-satunya pria yang sangat ku inginkan. Aku akan memilikinya. Sekeras apapun dia mendorong pinggangku untuk memisahkan ciuman ini, sekeras itu pula aku memeluk tengkuknya dan memperdalam ciuman ini. Rasa frustasi telah membutakanku, membuatku nyaris tidak waras dengan rasa cemburu yang memenuhi seluruh tubuh. Mulutnya mengetat, berusaha menolak saat tanganku merambat mengusap bahu dan dadanya yang masih terbungkus kemeja. Mengerang, setelah sebuah kecupan akhir, aku menurunkan ciumanku menuju telinganya. Menghembuskan nafas pelan dan berbisik. "Ada apa? Bukankah kita sudah pernah melakukan ini?" Di pangkuannya, aku menggigit telinganya pelan, sedikit melengguh sebelum kembali menurunkan ciumanku kembali menuju lehernya yang selalu berhasil membuat imajinasiku menggila. Tangannya meremas pinggangku semakin keras, "Lepaskan aku." Dia menggeram, membuatku justru menyeringai dengan sangat senang. "Bagaimana bisa kau menolak keinginan istrimu hum?" Aku berbisik, mengangkat wajahku menatapnya. Bahunya melemah, wajahnya terkejut, diantara alkohol yang mengambil alih kesadarannya aku bisa merasakan sisa kemarahan yang selalu dia tunjukan padaku kembali membara. "Jangan merepotkan dirimu sendiri sayang, kau tau itu akan sia-sia." Aku mengerakan salah satu jariku mengusap wajahnya. Pencahayaan minim dari lampu kamar hotel membuat wajahnya yang selalu menjadi kesukaanku itu semakin terlihat menakjubkan. Dia menatapku marah, rahangnya bergemeretak. "Wanita licik." Aku tertawa, "Memang," Kembali mendekati wajahnya dan menatap bibir tipis menggairahkan miliknya dengan atensi penuh. Tanpa sadar menggigit bibirku sendiri, gemas. "Jika untuk mendapatkanmu, tidak akan ada wanita yang tidak bersikap licik." Aku harus membuatnya jatuh cinta padaku. Hanya padaku. Sean Aldarict

Kita adalah sepasang ganjil, yang digenapkan oleh tangan Tuhan. Sekeping hati, yang tiada lengkap tanpa sepetak dari yang lain. Mulanya, kukira semesta mempertemukan hanya untuk membuat kita saling jatuh cinta. Namun di antara takdir yang telah dikotakkan, akhirnya aku sadari, kita tidak dikisahkan untuk bahagia semudah yang aku kira. Ada alasan di balik garis yang telah digambarkan. Mungkin, untuk sebuah usaha menyelamatkan. Atau mungkin juga, untuk sebuah kehilangan yang lebih lama dari pada selamanya. Copyright© 2018 by Innayah Putri

[ COMPLETE ][21+] Park Chanyeol bukan seperti musisi pada umumnya. Tidak setelah bertemu Choon Hee Tidak setelah bunga kesayangannya hilang. 25/10/18, #8 in fanfiction •Start writing 15 December 2017 •Finish writing 4 june 2018 •Using bahasa baku © chaniechanyeol