After escaping her past, Miranda finds herself in coastal Maine, and when she meets Owen, she must help him uncover what truly happened to his now-dead ex. ***** On the run from her abusive ex, Miranda Lewis figures a small town in coastal Maine is just the place for her to lay low. There she befriends Claire, the owner of a local cafe, and her son, Owen. A woodworker and musician, he keeps to himself, especially since the town believes he played a part in the disappearance of the town's pride and joy... a skilled artist and his former girlfriend. As the two begin to grow closer, Miranda agrees to help him uncover the truth behind what really happened, especially now that strange things are occurring again, leading all roads back to Owen. [[word count: 70,000-80,000 words]] Cover designed by Simone Northey

Prolog Dwi renaya sudjoeno akulah putri dari keluarga besar sudjoeno, aku beranggapan bahwa tidak ada yang pernah berjalan lancar dikehidupanku. Pertama aku ditinggal oleh seorang ibu dalam sebuah kecelakaan dan ada aku juga didalamnya, kata orang aku ini beruntung karena bisa selamat dalam kecelakaan beruntun itu tetapi akibatnya berdampak pada penglihatanku walaupun tidak menyebabkan kebutaan total karena aku masih bisa melihat dengan bantuan kacamata khusus. Kedua aku mengetahui fakta bahwa aku hanya menjadi sebuah bahan taruhan oleh cinta pertama ku. Frustasi memang sampai-sampai ingin sekali rasanya mengakhiri hidupku ini, tapi aku beruntung masih memiliki kakak dan ayah yang selalu menyayangiku dan mendukungku. Aku akan selalu terlihat bahagia demi mereka tetapi terkadang aku merasakan sakit yang teramat seperti jauh dalam lubuk hatiku ada sebuah lubang besar yang entah apa itu. Kakak dan ayahku tidak pernah tahu karena aku selalu menyembunyikan rasa sakit itu aku tidak mau melihat mereka selalu khawatir karena mereka penyemangat dalam hidupku. Hingga akhirnya dia datang dan membuat kekosongan itu perlahan mulai terisi.