??
5 stories
Catch Me If You Can by rendifebrian
rendifebrian
  • WpView
    Reads 919,594
  • WpVote
    Votes 69,295
  • WpPart
    Parts 58
Sudah pernah nonton orang tawuran? Sudah dong ya. Di TV. Atau mungkin di dunia nyata. Tapi, kamu pernah nggak nonton bencong tawuran? Nggak pernah, kan? Hihihihi. Tapi, ini bukan soal tawuran bencong, ya. Aku pernah sih ikut tawuran bencong. Kami nggak saling pukul dan lempar batu kok. Tapi kami adu mulut ala-ala Taylor Swift sama Katy Perry di Twitter. Kalau ketemu paling lempar tabung Mascara kami yang sudah habis, lempar kuas blush on yang sudah rusak, lempar pelentik bulu mata, sumpal mulutnya pakek dildo. Gitu-gitu, deh! Aku di sini nggak mau nyeritain soal tawuran bencong kok. Aku mau nyeritain kisah hidup aku. Anggap aja ini kayak diari. Kalau Marshanda aja boleh nulis diari, kenapa aku nggak, yes? Makanya, aku mau kalian baca kisah hidup aku. Tenang aja, aku nggak jablay-jablay banget kok. Aku botty binal baik-baik. Sebelas dua belas lah hati aku sama Mother Theresa. Cuma, aku nggak pakek tudung kepala. Kalaupun pakek aku paling pakek kondom, soalnya lebih ketat dan bisa menyembunyikan rambut dengan baik. Ya, ampun, ew banget deh! Intinya... ini kisah hidup aku. Aku gay, botty, agak banci, dan suka banget sama punggung-punggung cowok kekar. Sayangnya, yang punya punggung-punggung itu cowok straight. Bentar, aku lap air mata dulu mirip Taylor Swift pas dikhianati Katy Perry. Gay memang selalu jatuh cinta sama cowok straight, ya? Kenapa sih begitu? Kisah aku ini paling juga mirip kalian. Ini teriakan histeris isi hati aku. Selamat membaca. Dan selamat jadi agak banci sama aku. Yuk, kita binal-binal bareng!
PROBLEMATIC (End) by Aginggie
Aginggie
  • WpView
    Reads 325,721
  • WpVote
    Votes 17,749
  • WpPart
    Parts 20
Ini adalah perjalanan hidup Abednego Ganendra Dirga, mencari jati diri, kekasih, dan juga masa depan. Mending gue enggak nulis prolog kayak gini deh, enggak jago gue. Baca aja langsung, mendingan. Tiap chapter gue kasih gambar dengan keterangan nama tokoh dibawahnya. Maksa? Bodo amat.
Cerita Seorang Bipolar Disorder by kanurega
kanurega
  • WpView
    Reads 167,941
  • WpVote
    Votes 13,150
  • WpPart
    Parts 25
Bipolar disorder sebenarnya sudah dikenal dan diperhatikan oleh banyak negara maju di dunia. Tiga sampai Lima orang dari setiap seratus orang dewasa didunia dipastikan mengidap bipolar disorder. Rasio penderita antara laki-laki dan perempuan sama rata. Gangguan kejiwaan ini mulai terlihat pada masa remaja atau lebih dini dan terus berkembang seumur hidup. Dokter sering salah mendiagnosis penyakit ini dengan gangguan jiwa berat/psikosis/skizofrenia karena manifestasi penampakan klinis atau gejalanya yang sering kali mirip. Inilah yang menyebabkan penanganannya menjadi terhambat dan menyebabkan persentase bunuh diri pada penderita lumayan tinggi, yaitu 0,4% per tahun atau 20 kali lebih tinggi dari populasi umum, juga dua sampai tiga kali lebih tinggi dari penderita jiwa berat/psikosis/skizofrenia. Di Indonesia bipolar disorder kurang dikenal, padahal tahun 2013 sebanyak 15 Juta penduduk Indonesia termasuk kedalam gangguan jiwa ini. Pada umumnya, masyarakat Indonesia merasa enggan dan malu pergi ke psikiater untuk mengonsultasikan kondisinya. Mereka pun enggan bercerita kepada keluarga dekatnya karena asumsi yang salah bahwa mereka pasti akan dianggap gila oleh orang lain. Banyak kasus justru penderita ditelantarkan atau dikucilkan lingkungannya karena dianggap 'aneh' atau 'gila'. Masyarakat sering hanya melihat sisi penampilan atau lahiriahnya dan menganggap penderita berbohong. Sementara itu, penderita justru merasakan sakit yang luar biasa. Cerita ini mencoba menjelaskan tentang kehidupan seorang gay yang mengalami gangguan kejiwaan bipolar disorder atau dari sudut pandang kacamata penderitanya. Orang yang paling memahami gangguan kejiwaan yang sebenarnya adalah penderitanya sendiri. Mereka yang tidak mengalami sering kali tidak bisa memahami, apalagi berempati pada apa yang dirasakan si penderita. Dengan cerita ini diharapkan kita lebih bersikap responsif dan tidak berstigma negatif terhadap penderita gangguan kejiwaan.