FIRST OF ALL, I WOULD LIKE TO WARN YOU THAT THIS IS A SHOUNEN-AI, AKA BOYS LOVE, AKA A STORY ABOUT A MAN LOVING ANOTHER MAN. PLEASE PROCEED WITH CAUTION. THANK YOU. Cover is created by the most talented @brtelur. +++ Platonic /pləˈtänik/ adj. (of love or friendship) intimate and affectionate but not sexual. . . . Devan Evano Ersya ingin jatuh cinta... pada wanita. Siapa sangka, jantungnya justru bereaksi terhadap adik kelasnya, Aldric Reynand Pratama. "Ah, ini pasti karena Aldric jago main gitar," sangkal Devan waktu Aldric dengan kerennya memetik dawai alat musik tersebut. "Pasti karena Aldric ganteng," Devan berusaha bertahan padahal hatinya mencelos setiap kali mata mereka bersirobok. "Mungkin ini rasa sayang seperti ke sahabat atau saudara?" Devan mencoba menguatkan hatinya walaupun badannya panas-dingin tatkala mereka bersentuhan. "Aldric, gue suka sama lo," akhirnya Devan tidak tahan lagi. "But in a platonic way," sambungnya cepat. Yes. Platonic. Tidak ada hasrat terpendam, tidak ada motif tersembunyi. Aldric tertawa renyah mendengar ucapan Devan. Aldric sialan! Kenapa ekspresinya harus semanis ini???!!! Butuh pengendalian diri sekuat tenaga bagi Devan untuk tidak menarik leher Aldric dan melumat bibirnya. Not sexual, my ass. +++ AKAN DI-UPDATE SETIAP HARI RABU DAN JUMAT.

Katanya, aku genius dan hidupku kelewat serius. Padahal aku tidak merasa seperti itu. Oke, aku memang pernah menggelar pentas tunggal dari drama Shakespeare yang semua dialognya kuubah sendiri jadi bahasa Jawa waktu aku kelas lima SD. Waktu kelas empat SD, aku selesai menghafal seluruh isi KBBI. Aku bisa berbicara dalam bahasa Sansekerta dan memahami isi prasasti semudah orang-orang memahami isi majalah. Koleksi piala dan medali olimpiadeku (baik akademik maupun non-akademik) mungkin lebih banyak dari jumlah perempuan yang dilirik Zeus. Aku masih kelas sepuluh, tapi aku sudah iseng-iseng ikut beberapa TO SBMPTN, dan dapat nilai paling tinggi di antara anak-anak kelas dua belas. Dan banyak hal lainnya. Tapi menurutku, masih banyak hal yang belum kulakukan. Dan aku selalu merasa tidak puas kalau belum mencoba hal baru. Aku selalu penasaran. Namun, tidak pernah terpikirkan olehku, bahwa suatu hari, akan ada seseorang yang berkata bahwa aku harus mencoba jadi cewek normal. Jangan terlalu serius. Katanya, jadi remaja normal itu asyik. Nah, sudah kubilang kan, aku selalu penasaran? --- #10 in Teen Fiction [23/07/16] [cover by me + prohngs lol]

The vast majority of the writing I have seen on this website is worth less than the change I left upon your mother's nightstand. That means that, by statistical likelihood, your writing probably sucks too. Not in whole, mind you, but when it comes to a few of the trickier bits, you find yourself staring at a blank screen and scowling like a madman. I, on the other hand, am damned good at this writing stuff. So, out of the bottomless generosity of my heart, I decided to try and help your plebeian self. Plot exposition, character development, show versus tell, and all the little things that experienced writers know already. These are the secrets I'll drop on your lap in a vain attempt to make you learn a thing or two. I'm tired of reading all the crap on this site; don't let your work be part of it.