Dia pikir tak ada yang bisa memengaruhinya lagi. Nyatanya dia salah. Dia sudah menginjak gurun pasir terlalu lama. Sepanjang dia melihat hanya butiran pasir putih yang terhampar. Kadang ada sebatang kaktus yang tumbuh dan mati. Dia masih tak merasakan panasnya udara. Bertahan hidup sepanjang itu membuatnya merasa aman. Tak ada yang mencoba mencarinya. Tak ada yang akan menyakitinya. Kemudian dia melihat kilauan. Hanya karena rasa penasaran dia mendekat. Memberi tanda kemana dia harus kembali setelah memastikannya. Air jernih yang terpancar mengingatkan dahaga yang dimilikinya. Seharusnya cukup untuk satu tegukan dan pulang. Tapi rasa haus itu telah berkembang. Kakinya tak lagi beranjak untuk kembali. Instingnya telah bergeser kemana oase mengikatnya. Dia menanti. Mencari. Berlari-lari menahan hawa yang meningkat membakarnya. Pada akhirnya dia kembali mempersiapkan ukiran luka dalam hatinya.