Sudah empat tahun Ilyas tidak keluar rumah. Kini, pemuda itu terpaksa pergi ke dunia luar dengan Emma, adik kecilnya, dan Cal, seorang teman lama, untuk menyelamatkan diri mereka di tengah kiamat zombie. Namun, sepanjang jalan, sesosok zombie bernama Joo mengekori mereka ke mana pun mereka pergi.

[WARNING: YOUNG ADULT FICTION! Anak-anak di bawah 18+ harap menyingkir] [ARUNA SERIES #2] Komite Keamanan Khusus: Badan yang khusus menangani kasus para aruna di Indonesia. Intel, Badan inti, dan Dewan hanya sebagian kecil dari lingkup organisasi tersebut. Selama empat puluh tiga tahun lebih, organisasi itu menaungi seluruh keamanan atas aruna di negeri ini. Di sanalah, bersemayam prajutir-prajurit terkuat di negara ini. Di sanalah, kakak serta kedua orang tuaku mengabdi. Di sana pulalah tempatku mengabdi dan menaruh kepercayaan penuh hingga detik ini. Tapi di badan itu juga, kenangan burukku bermula. Tahukah kalian kalau yang ternyata membunuh kedua orang tuaku adalah aruna yang secara bodoh selama ini kukira kakak dan yang menutupinya tidak lain adalah salah satu anggota Komite Keamanan Khusus yang dihormati dengan julukan Dua Belas PIlar? Aku kedengaran seperti orang tolol, aku tahu itu. Tapi memang itulah kenyataannya. Aku sudah ditipu mentah-mentah oleh orang-orang yang kupercayai. Entah siapa kawan atau lawan. Setelah memutuskan untuk hidup di jalan balas dendam, aku baru menyadari bahwa ada sesuatu yang lebih besar dan mengerikan yang tersembunyi di balik layar, sesuatu yang mengharuskanku untuk tegas memilih di pihak mana aku berada: manusia atau aruna? Highest Rank #28 in Vampire

[ARUNA SERIES #3] [Young Adult Fiction! Rated for Detailed Violence!] Aruna kini diburu untuk dimusnahkan. Mereka menjadi mangsa bagi predator baru yang lebih ganas dan tidak memiliki akal maupun hati nurani yang diciptakan oleh Yusriza Ganendra. Sang manusia terkuat berambisi untuk membersihkan seluruh aruna sekaligus manusia yang menentangnya. Kedengaran seperti racauan orang mabuk, tapi percayalah, dia lebih dari sanggup untuk melakukannya. Tapi apa memang itu pilihan terbaik? Pertanyaan itu menuntunku pada jalan yang menjadikanku pihak yang menentang Yusriza di depan mukanya sendiri. Ada orang-orang yang berjuang bersamaku, tapi aku tidak terlalu berharap pada mereka. Ini masalahku. Harus aku yang menyelesaikannya sendiri. Sayangnya, tanpa pernah kuduga, semua masalah ini ternyata berakar jauh di masa lampau, jauh dari jangkauan pengetahuanku, di luar batas kemampuanku, hingga aku sendiri bertanya-tanya, mampukah aku bertahan sampai akhir? Highest rank: #56 on Vampire

20 tahun telah berlalu semenjak kejadian hari itu, The DoZE yang mengakhiri wabah zombie di muka bumi. Belum sirna kepedihan dan luka batin pada umat manusia akibat kejadian 20 tahun yang lalu, kini hal serupa kembali terjadi. Beberapa menit yang lalu, saat sekolahku tengah melakukan aktivitas seperti biasanya, tiba-tiba ... sekumpulan 'mayat hidup' mendobrak masuk dan menghancurkan segala yang mereka lihat. "Mereka bukan Zombie, mereka adalah para 'Undead'." Setidaknya itulah yang Vi katakan padaku, namun kau tahu apa? Aku tak peduli! Yang pasti, mereka berbahaya, sama seperti Zombie yang sering dikatakan oleh para orang tua. Oh sial! Di mana sang penyelamat dunia, Volanum Brashika di saat seperti ini?! Zo-- maksudku Undead ini hampir memutuskan kakiku!

Aku tengah memakan salad kesukaanku di atap sekolah ketika kejadian itu terjadi. Kejadian yang sering disebut- 'Zombie Apocalypse.' Aku dengan beberapa teman sekelasku mencoba survive dari para Zombie ini, namun.. Satu per satu dari kami mulai berjatuhan.. termasuk... aku.. Tapi tunggu.. Aku ini Vegetarian!! Cover by : Nagranok

[SUDAH DITERBITKAN. Part 4 s/d epilog telah dihapus untuk kepentingan penerbitan] Tahun 3012. Teknologi telah lenyap. Semua hal yang berbau kecanggihan menjadi tersendat perkembangannya sejak kelahiran penemuan baru dari seorang profesor, yang dengan nekatnya berusaha membangkitkan sistem saraf manusia yang telah mati. Mundur ke tahun 2995, dimana bentrok besar-besaran antara warga sipil dan pasukan penjaga perdamaian berlangsung. Namun semua tahu tragedi tersebut tidaklah terjadi tanpa sebab. Kejadian ini mengacu pada keselamatan seorang remaja, yang misteri tentang tahun kelahirannya masih belum terkuak hingga detik ini. It's not about being unafraid, it's about being fearless.