; fav.
6 stories
Hello, Memory!   [COMPLETED] by inesiapratiwi
inesiapratiwi
  • WpView
    Reads 2,665,154
  • WpVote
    Votes 151,202
  • WpPart
    Parts 39
[DITERBITKAN] Ketika segalanya telah berlalu, kebersamaan menjadi terasa berarti. Cinta yang belum sempat diucapkan, hanya tertelan bersama memori. Keterlambatan menyadari perasaan, kini jadi penyesalan. Dihadapkan dengan beberapa pilihan membuat Maura akhirnya bimbang. Ada cowok culun yang menarik simpatinya, ada guru tampan yang mencoba mendekatinya, dan ada sahabat yang terang-terangan mencintainya. Hingga kemudian tanpa sadar Maura telah melepaskan yang paling berarti baginya. Cita-cita dan mimpinya pun ikut musnah satu-persatu. Lalu ketika ingin menggapai cita-cita dan mengejar cintanya kembali, kesempatan itu sudah tak tersisa lagi. *** Copyright@2016 by Inesia Pratiwi Hello, Memory!
[SUDAH TERBIT] Petjah by mongseptember
mongseptember
  • WpView
    Reads 3,376,570
  • WpVote
    Votes 212,778
  • WpPart
    Parts 56
Nadh sayang Dimas tapi Dimas benci Nadh. Nadh disayang semesta dan semesta memberikan satu permintaan padanya. Nadh meminta Dimas beserta hatinya. Semesta mengabulkannya. Lalu datang satu orang lagi dalam permainan ini, Biru. Biru sayang Nadh, tapi apa Nadh bisa menyayangi Biru? Satu dari seribu, aku mau kamu. Semesta mempermainkan Nadh dan membuat hidupnya petjah.
Unsent Letters by elcessa
elcessa
  • WpView
    Reads 1,236,245
  • WpVote
    Votes 83,179
  • WpPart
    Parts 49
[TELAH DITERBITKAN oleh Penerbit Grasindo, 2017. Tersedia di Gramedia] - the first nine chapter's still available for preview - "Kamu selalu berkata kalau aku ini bintang yang paling terang. Bintang yang memberi kamu inspirasi saat otakmu buntu mencari lirik lagu. Juga bintang yang menjadi tempatmu menumpukan harapan saat seluruh dunia membuatmu kecewa. Tapi kamu salah, Raffa. Buatku, kamu lah bintang itu. Kamu lah bintang yang menuntunku melewati titian kecil bertepi jurang. Kamu bintang yang meraih tanganku dan menggenggamnya erat, membawaku terbang ke langit malam saat seluruh dunia membuatku kecewa. Kamu lah bintang yang membuatku bertahan, menguatkanku, menunjukkan jalanku. Lalu apa yang harus ku lakukan saat kamu-satu-satunya penunjuk arahku-menghilang? Aku butuh kamu, Raf. Aku masih butuh kamu." © 2015 by elcessa All Rights Reserved.
Thank You by expellianmus
expellianmus
  • WpView
    Reads 842,694
  • WpVote
    Votes 79,629
  • WpPart
    Parts 40
Aku tersenyum dan menatap temanku satu per satu. Rafa, Putri, Hana, Gilang, dan Askar. Mereka adalah teman-temanku. Terlepas dari semua yang pernah mereka lakukan, mereka pernah menjadi sesuatu dalam hidupku, dan akan terus seperti itu. "Terima kasih ya, semua. Terima kasih buat segalanya." [.] "Sumpah gue seneng parah baca ending nyaa:3 gila dong ini keren bangettt parah keren parah."- itsfaaw "Yaampun aku senyam-senyum bacanyaa... akunya baper duluan untuk terima kasih ini. Top deh!" - ptalanaw "Tapi, cuma bisa bilang, Endingnya keren. Uda itu aja." - muhimmings. "Menurut gue epilog ini keren dengan segala kesederhanaannya(?). Walau sempat bikin gue cengo dan merasa ditipu hahha. Buat author yg udah buat cerita se-awesome ini, Terima Kasih." - piered. [.] Keterangan: cerita versi Wattpad-nya sudah dihapus. Ini adalah cuplikan 5 bab awal versi novelnya :).
Dreaming Alone [Published] by vanilla-twilights
vanilla-twilights
  • WpView
    Reads 1,185,465
  • WpVote
    Votes 74,237
  • WpPart
    Parts 31
[Sudah terbit] ❝Is it me that you see when you fall asleep? Cause I know it's you I dream about every night.❞ Namaku Arinda. Cuma gadis lima belas tahun yang hopeless romantic, suka musik, suka baca novel remaja yang bikin baper, suka main Clash of Clans, dan suka kamu. Kamu yang aku nggak pernah tahu apakah aku pernah singgah di pikiranmu barang sebentar saja, atau aku hanya bermimpi sendirian? "Dreaming Alone" All rights reserved © 2015 by Nadhira Ryana (vanilla-twilights) only on Wattpad
Revan & Reina by bellawrites
bellawrites
  • WpView
    Reads 8,954,118
  • WpVote
    Votes 168,792
  • WpPart
    Parts 16
[TELAH DITERBITKAN & DIFILMKAN] Pandangan Reina dan Revan beradu. Dan, hal pertama yang mampu gadis itu lakukan adalah memejamkan kedua matanya sambil menghirup udara sebanyak mungkin. Sementara ia menyusun kata demi kata untuk mengurai penjelasan, justru Revanlah yang pertama kali membuka mulut. Memecah keheningan yang janggal. Meski begitu, ekspresi Revan terlihat muram. "Gue ngerti kok, Na. Tanpa lo jelasin pun, gue bisa mengerti," Revan melempar pandangannya ke arah lain. "Karena itu satu-satunya hal yang mesti gue lakukan ketika dia kembali." Reina masih terdiam. Perasaannya teraduk-aduk. *** Sebab Revan percaya, hati yang terluka hanya perlu waktu untuk sembuh. Namun, bukankah rasa kerap berjalan beriringan dengan anomali? Kini, kebahagiaan pun masih bertumpu pada ketidakpastian.