kaelandrift
- Reads 35,688
- Votes 2,214
- Parts 75
"Bukan lautan yang paling ganas, tapi pengkhianatan berulang yang menenggelamkan hati."
Aditya lahir di tepian sunyi, di mana tanah sempit membatasi pandangan, tetapi tidak pernah membatasi mimpinya. Sejak kecil, ia ingin berlayar, meski tembok keluarganya menahan langkah, takut miskin karena ombak biaya. Namun waktu akhirnya melunakkan hati mereka-dan Aditya pun diizinkan mengangkat jangkar menuju jalan yang ia impikan: menjadi taruna pelayaran.
Tapi laut sejati tidak selalu ada di samudra. Ia bersembunyi di dada manusia. Seragam gagah hanya kulit luar; badai yang sesungguhnya berputar di dalam hati. Di perjalanan itu, Aditya menemukan pelabuhan yang hangat-Vina. Ia kira dermaga itu abadi. Namun kapal yang ia jaga dengan setia diam-diam disandari kapal lain. Janji karam, harapan tenggelam.
Ia hancur, terhempas, sebelum akhirnya bangkit dengan layar yang lebih kokoh. Ombak membawa kakinya ke benua jauh, hingga ia menatap langit Eropa dan berdiri di dek kapal mewah. Cinta baru datang seperti cahaya mercusuar di malam pekat. Tapi badai tak pernah usai. Sekali lagi ia kehilangan arah, dikhianati, hingga keyakinan yang tersisa pun tercerai-berai seperti serpih layar di samudra.
Pada akhirnya, pelaut malang itu memilih berlayar sendiri. Bukan karena ia kalah, tapi karena ia tahu: tidak semua kapal tercipta untuk bersandar di dermaga yang sama. Ada kapal yang ditakdirkan terus bergerak, melintasi laut luas, tanpa pelabuhan, tanpa akhir.
Kisah ini adalah cermin pahit-manis tentang mimpi, cinta, persahabatan, dan keberanian seorang anak kampung yang menolak tenggelam, meski hatinya berkali-kali karam.