COMPLETED - #122 in Fanfiction (03.08.17) "Cium dulu." Dan dengan dua kalimat itu, satu pukulan melayang ke arah lengan pria yang mengucapkannya, tapi pria itu bertindak lebih gesit, ia dengan cepat menangkup kedua tangan sang gadis, menarik gadis itu untuk mendekat, lalu pria itu berkata lebih pelan, "Cium dulu yang bener, baru boleh masuk rumah." Dan gadis itu akhirnya menurut. Meski wajahnya merah padam, ia mendekatkan wajahnya, mencium sebentar, lalu menjulurkan lidahnya, menjilat pipi sang pria main-main. Sang pria meringis jijik, "Lo mah mainnya ngejilat anjir!"

he used to breathe in a room full of rose, flowery scent, until it was suddenly gone, dead, dissapeared. But he slowly found himself breathing into something else, it was fresh and relaxing scent. it was soothing. it was hope. it was new life. spin off ayaflu / lowercase intended

But, how can someone leave you for no reason? copyright © 2018 by nasikucing

❝Dek, anterin Mama ke panti pijet Aki Hood, buruan.❞ ❝Hah?❞ copyright ©2016 by farsya

Mungkin semua kata-kata yang belum tuntas itu, perasaan-perasaan yang belum berakhir itu, memang ada untuk tidak diselesaikan.

❝Aku tidak suka pahit, kamu tidak suka manis. Perbedaan yang mencolok, ya?❞ Copyright © 2016 by calcutepie

Jana was all ready to let her 6-year boyfriend, Luke, move to another city for college. But she wasn't really prepared for whatever distance could offer to them, especially when her best friend, Calum, got in the way. © 2018, bajigur

Kuper itu bukan cuma kurang pergaulan, tapi kurang perhatian. "Gue selingkuh aja, dia kaga peduli." ¤ Michaelum x fadha-fs ¤