short-story
4 stories
How To Enjoy Life by HalfBloodElf
HalfBloodElf
  • WpView
    Reads 2,986
  • WpVote
    Votes 414
  • WpPart
    Parts 4
Cerita ini mengisahkan tentang Jason, remaja yang membenci hidupnya, kemudian bertemu dengan Lana yang merubah cara pandangnya mengenai kehidupan. Hingga Jason sadar, bahwa kehidupan memiliki makna yang lebih besar dari yang ia kira. Dan bagaimana menurutmu? Seberapa besar makna kehidupan bagimu? (Awesome cover by @KagayakiMiHa)
Freak Einstein [✔] by taciyaa
taciyaa
  • WpView
    Reads 1,574
  • WpVote
    Votes 185
  • WpPart
    Parts 2
Blurb : Hanya cerita sederhana dengan latar percintaan belaka, menyelami dunia Science bercampur Seni. Bersama Sena, si cowok freak yang suka menghitung hal-hal tak wajar. Bersanding dengan Nisa, si gadis manis penikmat seribu guratan romansa cinta. Albert Einstein pernah mengutarakan pendapatnya perihal cinta, akhirnya kini Sena percaya. Sosok Nisa yang membuatnya percaya jika, "Gravitation cannot be held responsible for people falling in love." Pernahkah teori selaras dengan cinta? (*) Oneshoot Story by Luxanastasya.
What if [Oneshoot] by thiaranyputri
thiaranyputri
  • WpView
    Reads 10,417
  • WpVote
    Votes 916
  • WpPart
    Parts 1
Ini tentang cewek pengantar susu yang suka pake pita segede gaban dikuncirannya waktu sekolah. Ini juga tentang Yoga, si cowok tengil yang sukanya cari ribut di sekolah. *** Aku buru-buru menyambar kotak kecil itu, yang ukurannya bahkan kalah besar dengan pitaku. Aku membukanya, lalu terkejut dengan apa yang ada di dalamnya. "Ngg... Itu, biar gue bisa nganter susu bareng lo lagi, selamanya." katanya. *** Dilarang memplagiat/merubah/menambahkan/memakai ide dari cerita ini. Copyright © 2016 by Thiarany Andika Putri [January,2016]
Es Potong dari Kota Sekedipan Mata [ONE SHOT] by Cartoonize
Cartoonize
  • WpView
    Reads 9,681
  • WpVote
    Votes 1,596
  • WpPart
    Parts 1
[cerita pendek] Untuk kesekian kalinya tanganku meraih tengkuk leher, mengusapnya sejenak sembari berjalan melewati gerbang sekolahku yang selalu terlihat kukuh bagi orang awam lalu-lalang, yang berbisik riuh, berhenti sejenak lalu menerka-nerka seberapa megahnya kira-kira sekolah ini terlihat dari dalam. Ah, cuacanya panas. Bel tanda pulang belum berbunyi, tetapi dengan ringannya aku melenggang keluar, menuju gerobak penjual es potong yang tampak menjanjikan.