xffdia
- Reads 274
- Votes 93
- Parts 24
Duta tersenyum tipis. "Nad?"
Akila rasa Duta punya kebiasaan memanggil namanya sekilas, baru kemudian meneruskan ucapannya. "Apa?"
"Saya rasa saya dapat alasan baru untuk kembali naik motor."
Akila tahu maksud Duta kembali naik motor adalah kembali menyukai dunia motor tanpa harus mengingat kepergian sang ayah. "Apa itu?" tanyanya.
Duta menoleh. "Kamu."
Untuk beberapa detik yang hanya diisi keheningan, Akila rasa dia jatuh cinta, pada laki-laki yang barusaja bilang bahwa sepeda motor adalah cinta pertamanya.
***
"Kil," panggil Naufal.
Akila melirik tanpa menjawab.
"Jangan menghindar."
Bukan. Ini bukan sesuatu yang ingin Akila bahas. Maka saat hatinya memohon agar Naufal bungkam saja atau bahas sesuatu yang lain, tangan Akila tanpa sadar mencengkram pulpennya dengan lebih kuat.
"Aku bertanya bukan untuk dapat jawaban."
"Semua orang butuh jawaban untuk pertanyaannya," bantah Akila.
"Berarti aku bukan salah satu dari semua orang itu."
Akila memilih bungkam, lagi. Benar-benar kehabisan kata menghadapi laki-laki satu ini.
"Kamu perbolehkan atau tidak, aku tetap sudah terlanjur menyukaimu," jelas Naufal.
"Tidak bisa begitu!" protes Akila.
Naufal berusaha tidak terpengaruh pada kerasnya Akila. "Kenapa?"
"Kamu tidak boleh menyukaiku, karena aku tidak bisa membalasnya."
"Kila, aku menyukaimu bukan artinya kamu juga harus menyukaiku. Ini hatiku. Jadi, aku berhak menyukai siapa saja dan kamu tidak bisa melarangnya."
***
TEMUKAN DIALOGNYA DALAM CERITA!!!
Start publish: 23 Januari 2022
Update setiap hari kamis dan minggu (2 kali seminggu).