/Completed/ Heaven Satterfield, gadis cantik berdarah campuran penyihir-vampir. Kala usianya 21 tahun, kehidupan normalnya berubah drastis. Setiap hari di hantui sosok pangeran kegelapan yang menyebutnya 'pengantin' bagai kutukan dalam mimpinya. Malam itu, Heaven diserang, oleh makhluk bertaring dengan wujud manusia. Nyaris mati, tanpa diduga seorang penyelamat menjemput. Esok harinya, Heaven terbangun... bersua dengan Ayahnya yang telah meninggalkannya 21 tahun lalu. Kebenaran tentang jati diri leluhur dan keluarganya pelan-pelan terungkap. Kehidupan di dunia bawah yang luput dari mata manusia manapun. Terkait siapa diri Satterfield, kunci pemegang perdamaian dunia. Pemilik Grivent yang agung. Takdir mustahil yang mesti dimenangkan Heaven. Atau kematian siap menjeratnya.

Yakin gak penasaran? Baca aja dulu deh, siapa tau nagih loh.. Kehidupan Yumi mulai berubah semenjak bekerja ditoko baju itu, berawal dari rumor yang mengatakan bahwa salah satu toko baju disitu menggunakan sihir dan ilmu hitam. Sang pemilik yang sudah tua dan berpakaian serba hitam yang kuno membuat aura toko tersebut menjadi mistis. Tak lupa dengan mannequinnya yang selalu menjadi perbincangan masyarakat karena pernah ada seorang warga yang melihat bahwa mannequin itu bergerak dengan sendirinya. Toko baju itupun menjadi sepi pengunjung karena rumor warga sekitar. Awalnya Yumi tidak mempercayai rumor buatan warga itu. Well, dijaman sekarang masih ada yang seperti itu? "Bukankah mereka yang terlihat kuno?" Sampai pada akhirnya Yumi menemukan kejadian-kejadian aneh setiap bertemu dengan mannequin itu. Itu bukan sebuah kebetulan jika terjadi berulang-kali kan? . . . SRETT~ BRUK! "Yumiiiiii!!!!", Yuka menangis saat sahabatnya terjatuh dari jurang. Kenapa? Kenapa ini terjadi padanya? 'Apa aku akan mati begitu saja? Tuhann..aku masih ingin hidup.', Batin Yumi. Pandangannya sudah mulai memburam. Setelah tidur hampir 3 jam lamanya, Yumi akhirnya terbangun dan menemukan bahwa ia bukan berada didesa Kitashiobara melainkan ISTANA! "Tuan putrii! Anda sudah bangun? Cepat panggil pangeran Kenta!" 'Tuan putri? Pangeran kenta?', Batin Yumi sambil memegangi kepalanya yang sakit. Sedetik kemudian ia baru ingat bahwa ini bukan tempatnya. "T-tuan putri mau kemana?" "Sebenarnya siapa yang kau bilang tuan putri? Namaku Yumi dan aku seorang gadis biasa..", Yumi menepis tangan wanita itu. Mungkin dia adalah dayang diistana ini. "Yuuko~" DEG! Suara itu! Bukankah suaranya sangat mirip dengan..... by:RoseeyOsh #75 in Fantasi 24 Februari 2018

In Elemental magic you can be one of four magic types; water, fire, earth, and air. The only problem is Violet is none of these things. Is she what they call a magic dud, or is she something rarer, more powerful, and more dangerous than anyone could have imagined!? Teasers, "Em, most girls sneak out for a boy, you sneak out for a unicorn." I began to cry as it reached for my face."No!" I screamed. "Please No!" I went to pull back the shower curtain, but some nagging thought in the back of my head stopped me. I didn't have a little brother, so why was there a little boy in my bathroom? I gulped and with shaking hands pulled back the shower curtain. "What!? How could that be!?" I yelled, and covered my hand with my mouth. Shouting wasn't such a good idea right at this moment. If someone heard us and came up here to investigate the noise we were making, they would find a boy and a girl, a bloody knife with both their finger prints on it, and a very very dead body. "Don't touch her!" he hissed and lunged at Henry. Running through the night wearing nothing but a flimsy hospital dress, while waving a dismembered hand in his hand, was a strangeness no regular person could hope to inspire to.

[SUDAH DITERBITKAN! BISA LANGSUNG BELI DI GRAMEDIA TERDEKAT!] Tindakan menjiplakan dalam bentuk apa pun tidak termaafkan. Tidak selamanya 'dingin' itu membekukan. Kadang yang 'dingin' itulah bisa jadi yang paling meluluhkan. Seperti dia, yang dingin tapi selalu bisa menumbuhkan cinta. Satu nama yang akan mengantarmu pada pahit manisnya berjuang tapi tak terbalaskan. ©2015 by Fiya