"Gue gak tau lagi harus ngajarin lo kayak gimana. Gue capek tau gak. Lo itu begonya udah akut," kata Ali sambil mengacak rambutnya frustasi. PLAKKKK! satu tamparan keras tepat bersarang di pipinya yang membuat dia meringis. "Lo gak berhak ngejudge gue kayak gitu. Gue gak pernah mohon-mohon ke lo buat ngajarin gue," suara itu terdengar bergetar. Prilly berusaha menahan tangisnya agar tak pecah. laki-laki di hadapannya ini benar-benar membuat kesabarannya habis. Andai saja ia tahu apa yang sebenarnya terjadi, pasti dia akan berfikir beribu kali untuk mengucapkan kata-kata itu kepadanya. Namun untuk apa Prilly menjelaskan. si jenius ini tidak akan perduli.

aku gak tau cerita ini bagus atau gak buat kalian, tapi kisah ini berawal dari kehidupanku sendiri. seorang wanita yang berpenampilan biasa yang mempunyai mimpi - mimpi yang besar. semoga kalian suka yaa sama cerita ini :) kalau banyak yang baca aku buat cerita baru lagi

Ketika jarak menjadi ujian dan penghalang dalam sebuah hubungan masih bisakah bertahan ketika iblis berbisik untuk mendua. Pertarungan hasrat dan kesetiaan. "Bersabarlah untukku, Vivian." ~Steven Kenzo "Aku tau ini sesuatu yang gila, tetapi aku akan bersabar untukmu, Kenzo." ~Vivian Anggrini #Cerita ini hanya karangan Fiksi belaka bila ada kesamaan nama dan alur cerita saya memohon maaf. 100% hasil kerja otakku ;) Warning !!!! Typo bertebaran Mengandung unsur 18+

Sahabat yg telah aku kenal selama 5 tahun, tak kusangka sifat aslinya baru saja aku ketahui, aku berusaha merubah dirinya namun aku menghadapi sesuatu yg membuatku tidak bisa memutuskan apa yg benar dan apa yang salah