Dreamcatcher
Bagian dari HITAM: Kumpulan Cerita Pendek. Seorang pria muda terjebak di sebuah tempat kecil bersama teman-temannya dalam sebuah dunia penuh mayat hidup...namun ternyata semuanya tidak seperti yang mereka kira.
Bagian dari HITAM: Kumpulan Cerita Pendek. Seorang pria muda terjebak di sebuah tempat kecil bersama teman-temannya dalam sebuah dunia penuh mayat hidup...namun ternyata semuanya tidak seperti yang mereka kira.
Bagian dari HITAM: Kumpulan Cerita Pendek. Jakarta, 2018. Overpopulasi akhirnya menaklukkan salah satu metropolitan terbesar di Indonesia, memulai reaksi berantai...dan sepertinya solusi termudahnya tidak bisa dibeberkan ke muka umum. Belum.
[1/1] "Kapan kau pergi dari situ?" tanyaku. "Kau bisa sakit." Seperti yang sudah-sudah, gadis itu menjawab, "Kalau hujan sudah berhenti."
Kakek itu terdiam. Memandangi lalu-lalang arus kendaraan di depan matanya tanpa mengindahkan betapa bisingnya suara yang memekakkan telinga. Dia di sana, sendirian, terduduk kaku dengan mata sayu yang mengharap belas kasih orang yang melewatinya. Namun, apa daya, tak ada satupun orang yang menyadari akan keberadaanny...
[CERPEN] Fajar dan Senja, tidak ada yang bisa memisahkan mereka. Mereka adalah satu walau tak pernah menyatu, bagai dua wajah dalam satu kepala. Bangkit dan terbenam oleh rotasi. Tak pernah berpisah dan tak pernah berpadu. Bahkan hingga akhir zaman di tiba di penghujung waktu, diizinkan bertegur sapa pun mereka tak ma...
[1/1] Sebelum dia mendorong papan biru yang sudah kuketuk empat kali, gadis bersuara angin itu menoleh. "Kau," mulainya, "mungkin akan terkejut melihat ini." Setelah itu, dia mendorong pintu. Dan, teori kau-mungkin-akan-terkejut bukan hanya sebuah perkiraan yang tak berdasar. Aku memang terkejut.
[1/1] Hal yang kutahu mengenai gadis itu: dia suka warna hitam.
[1/1] Dia bilang, waktunya sebentar lagi. Dia bilang, kehadiranku membuatnya ingin memiliki lebih banyak waktu. Dia bilang, dia tidak seharusnya mengenalku. Dia bilang, selamat tinggal. Dia bilang, pergi, Rai.
[1/1] "Kau tidak perlu tahu siapa aku," kata gadis itu dengan suara lembutnya, seperti suara angin malam yang berhembus. "Datanglah bersamaku." Aku pikir, gadis ini sangat bodoh berpikir aku akan dengan senang hati datang entah ke mana dengan orang asing seperti dirinya. "Aku yakin kau akan senang datang bersamaku." A...
[1/1] Kuharap, aku tidak pernah tahu isi kamera gadis itu.
[1/1] Sebelum kakiku sempat melangkah mundur, jemarinya yang dingin mencengkeram tanganku. Dan bersama jiwaku di cengkeraman jemarinya itu, dia melompat. Seharusnya aku tidak pernah menyadari keberadaan sebuah siluet di layar kameraku.