hujansingkat_
Seorang gadis muda memasuki ruangan monokrom yang sudah lama tak dikunjunginya. Netranya terpaku pada suatu piano yang usang, perlahan ia melangkahkan kaki dan mengusap debu tebal yang berada pada lid piano tersebut lalu membukanya. Perlahan jemari kecilnya mulai menekan tuts piano yang mengalunkan Nocturne in E-Flat Major Op. 9 No. 2. Hening yang merebak membuat gema di seluruh ruangan dan tanpa sadar permainannya mengundang seorang lelaki yang masuk ke dalam ruangan hitam putih itu. Lelaki itu tampak sedikit terkejut ketika menemukan siapa pemain alunan yang membawa langkahnya kemari. Cukup lama ia berdiri tanpa berniat mendekat, hingga tak sadar bahwa gadis itu sudah menyelesaikan permainannya.
"Gar, apa arti kita bagimu?"
"Karena bagiku, sekalipun kita terpisah jauh kita akan kembali lagi, bertemu lagi, kemudian berkisah lagi."
"Ra, pertanyaan itu sudah berulang kali kamu tanyakan. Bukannya sudah kubilang, bahwa kata 'kita' saja sudah menjadi pernyataan sekaligus pertanyaan yang salah. Tentang kamu dan aku, tentang waktu yang pernah kita lalui, sedikitpun tidak berarti apa-apa. Karena dalam hidupku kamu juga bukan siapa-siapa."
Mendengar jawaban pahit yang terlontar, tanpa menjawab satu kata ia diam seribu bahasa akan sejuta luka yang dipeluknya. Dengan tatapan nanar, pandangannya kembali tertuju pada tuts piano. Jemarinya mulai bergerak lincah lagi, membuat susunan nada yang indah namun terdengar menyedihkan.
Sonata No. 14 in C-Sharp minor, op 27 no.2 "moonlight".