[SUDAH TERBIT] "Sahara, hidup itu perihal menyambut dan kehilangan. Kamu tahu lagu Sampai Jumpa-nya Endank Soekamti, kan? ya kira-kira begitu lah. Tapi kamu tahu alasan kenapa manusia punya perasaan? sebab itu adalah satu-satunya cara kamu mengingat dengan kesan yang tak habis-habis. Jadi jangan terlalu sedih jika menemukan kehilangan-kehilangan lainnya. Sedihlah seperlunya, lalu ingat bahwa sebenarnya kamu tidak benar-benar kehilangan. Sesuatu itu abadi dalam kenang yang kamu bawa dalam perasaanmu. Sampai sini paham, kan?" "Sastra, kamu lupa tentang satu hal. Semakin singkat suatu cerita, semakin dalam luka yang tertoreh. Kehilangan memang akan terus terjadi. Tapi kalau boleh aku memilih, aku belum siap kehilangan kamu." Catatan: baca cerita ini di rumah aja, jangan ditempat umum. Demi keselamatan kita bersama. Terima kasih. Copyright© Tenderlova, 2020 LovRinz Publishing Hak cipta dilindungi undang-undang.

Northanger Abbey follows seventeen-year-old Gothic novel aficionado Catherine Morland and family friends Mr. and Mrs. Allen as they visit Bath. It is Catherine's first visit there. She meets new friends, such as Isabella Thorpe, and goes to balls. Catherine finds herself pursued by Isabella's brother, the rough-mannered, slovenly John Thorpe, and by her real love interest, Henry Tilney. She also becomes friends with Eleanor Tilney, Henry's younger sister. Henry captivates her with his view on novels and his knowledge of history and the world. General Tilney (Henry and Eleanor's father) invites Catherine to visit their estate, Northanger Abbey, which, from her reading of Ann Radcliffe's Gothic novel The Mysteries of Udolpho, she expects to be dark, ancient and full of Gothic horrors and fantastical mystery.