Kata orang, kalau menolak lamaran sampai 3 kali itu pamali. Bakalan lama datang jodohnya. Tapi apa jadinya kalau ada seorang wanita muda, yang telah menolak lamaran lebih dari 3 kali? Apa kata dunia?

Bukankah senja itu indah ketika cahaya matahari mulai beranjak pergi? sedikit demi sedikit. ... Tapi, ada satu hal yang kamu lupakan. Senja takkan pernah menjadi 'senja' jika tidak ada cahaya matahari yang menemani kedatangannya ... Langit itu indah ketika senja datang. Seperti hidupku yang indah ketika kamu mulai datang.

[Sudah tersedia di toko buku terdekat. Sebagian part sudah dihapus.] "Jadi kalau nggak ada halangan, kita akan menikah satu bulan lagi." Pernyataan itu membuat Olin mengangkat sebelah alisnya. "Atas dasar apa kamu berpikir kalau saya akan menyetujui pernikahan bodoh ini?" Arjuna tersenyum miring mendengar pertanyaan itu. "Karena saya tahu kamu terlalu mencintai Papa kamu yang sangat menginginkan saya menjadi menantunya." "Kalau kamu berpikir saya nggak bisa membujuk Papa saya untuk membatalkan semuanya, kamu salah besar!" "Kalau begitu lakukan aja," balas Arjuna santai. Olin mengatupkan rahangnya. "Kamu pikir karena kamu penyanyi terkenal, saya akan dengan mudahnya menerima pernikahan ini?" "Tadinya saya memang berpikir seperti itu. Tapi setelah tahu calon istri saya adalah seorang arsitek terkenal, makanya saya mencoba mengubah pikiran saya." Olin masih memandang pria di depannya ini dengan marah. Apa dia pikir, menikah adalah hal main-main? "Kita jalani aja dulu, supaya orang tua kita nggak kecewa. Setelah itu, kita tinggal berpisah dan bilang sama mereka kalau kita memang nggak cocok. Hidup itu jangan terlalu dibuat susah," ujar Arjuna sambil meninggalkan Olin. Caroline Deandrana memandang punggung itu dengan mata yang melebar. Arjuna Prasetya yang selama ini hanya dilihatnya lewat media televisi ternyata benar-benar pria yang brengsek!

*EDISI SETELAH REVISI* Dia itu kayak bunglon. Berubah-ubah setiap hari, bahkan setiap detik. Tetapi bukan wujudnya, namun sifatnya. Ya, sifatnya yang membuatku ketar-ketir nggak karuan. Membingungkan. -Putri Amanda Latief- Kupikir mudah menolak pesonanya, namun semakin hari sifatnya mampu membuatku gila. Gila karna perasaan yang tak pernah kutemui sebelumnya. -Benedict Putra Pramudiga-