7
5 stories
The Chance by angelxs_
angelxs_
  • WpView
    Reads 7,365,674
  • WpVote
    Votes 419,542
  • WpPart
    Parts 57
[PUBLISHED] Setelah 4 tahun tidak bertemu dengannya, akhirnya aku bisa bertemu dengannya lagi. Akhirnya aku bisa melihat wajahnya lagi. Akhirnya aku bisa melihat senyumnya yang selalu menjadi favoritku. Tapi, bisa kah dia memaafkanku atas kesalahanku dulu? "Kali ini, biarkan aku yang berjuang untukmu." -Bianca
Captain, I'm Yours by aurora_tan
aurora_tan
  • WpView
    Reads 8,335,759
  • WpVote
    Votes 315,016
  • WpPart
    Parts 39
[Sudah diterbitkan sejak September 2016 oleh Elex Media Komputindo] "Kenapa harus menyakiti jika kamu tau sesakit apa rasa kesakitan itu?" 11-07-2015 Copyright©2015 by Ayu Cynthia Dewantari
Unconditional Love by cocoji
cocoji
  • WpView
    Reads 3,842,396
  • WpVote
    Votes 108,788
  • WpPart
    Parts 33
Kamu dengan ceritamu, aku dengan ceritaku. Kita dua insan yang dipertemukan oleh semesta dalam satu takdir. Takdir yang menuntun kita melangkah bersama. Dan ini bukan soal akhir, bukan soal awal, bukan bagaimana memulainya dan bukan bagaimana cara kita mengakhiri. Tapi ini tentang menjalani, bertahan dan mendewasa dalam setiap pilihan.
OUR Love STORY by Penulis_amatir21
Penulis_amatir21
  • WpView
    Reads 3,052
  • WpVote
    Votes 223
  • WpPart
    Parts 9
Kita adalah sahabat. Walaupun kepribadian kita berbeda-beda, tapi itu yang membuat kita menyenangkan. Segalanya berubah, sejak mereka-atau lebih tepatnya dia dan kembarannya datang. Kami tidak terlalu memperhatikan yang lainnya. Yang paling sering kami perhatikan, hanyalah si Sulung, yang sangat tampan. Mereka memiliki kepribadian dan wajah yang sangat berbeda jauh, atau lebih sering disebut kembar tapi tidak identik. Mereka memiliki kepribadian yang hampir sama dengan kami.
Revan & Reina by bellawrites
bellawrites
  • WpView
    Reads 8,954,086
  • WpVote
    Votes 168,792
  • WpPart
    Parts 16
[TELAH DITERBITKAN & DIFILMKAN] Pandangan Reina dan Revan beradu. Dan, hal pertama yang mampu gadis itu lakukan adalah memejamkan kedua matanya sambil menghirup udara sebanyak mungkin. Sementara ia menyusun kata demi kata untuk mengurai penjelasan, justru Revanlah yang pertama kali membuka mulut. Memecah keheningan yang janggal. Meski begitu, ekspresi Revan terlihat muram. "Gue ngerti kok, Na. Tanpa lo jelasin pun, gue bisa mengerti," Revan melempar pandangannya ke arah lain. "Karena itu satu-satunya hal yang mesti gue lakukan ketika dia kembali." Reina masih terdiam. Perasaannya teraduk-aduk. *** Sebab Revan percaya, hati yang terluka hanya perlu waktu untuk sembuh. Namun, bukankah rasa kerap berjalan beriringan dengan anomali? Kini, kebahagiaan pun masih bertumpu pada ketidakpastian.