~Each puzzle is an enigma. You're a puzzle not only to yourself. But also to everyone else. And the great mystery of our time is how we penetrate this puzzle~ -Theodore Zeldin **** Berbicara soal teka-teki memang tak ada habisnya. Segala sesuatu yang bersifat rumit, yang bersifat rahasia, yang bersifat misterius maupun hal yang bersifat tabu itu sangat erat kaitannya dengan teka-teki. Namun faktanya, teka-teki itu sebenarnya manusia sendiri lah yang menciptakan. Hal-hal yang membuat kita berfikir tentang berbagai probabilitas suatu hal yang ujung-ujungnya melahirkan masalah baru. And..yeah.. Here we go.. Mari kita bertemu dengan seseorang yang menjadi salah satu korban dari teka-teki yang ia ciptakan sendiri. Atau kita juga bisa bertemu dengan dia si penolong. Bukan, dia bukan pahlawan kesiangan yang menjadi penolong si empunya teka-teki. Di cerita ini ia hanya berharap bisa menolong dirinya terlebih dahulu. Dan kalaupun dalam perjalanannya ia bisa membantu si empunya teka teki itu ya berarti Tuhan sudah mempersiapkan cerita baru untuknya. Bukankah begitu? Tapi Bukankah teka-teki itu tetap selamanya menjadi teka-teki? Jika pun ada endingnya, baik itu klimaks dari penyebab teka-teki atau bahkan penyelesaiannya. Itu tetap selamanya menjadi teka-teki. Seharusnya memang begitu Tapi apa daya jika ada yang mencoba menguaknya. Jika ada yang coba mendalaminya dan tanpa tau hal-hal apa yang terjadi kedepannya. Barangkali itu bisa menjadi boomerang baginya. Entah siapa pun itu. Yang pasti semoga hal buruk tak terjadi padanya~ ****

Siapa sih yang tidak pernah mendengar cerita tentang Cinderella? Sayangnya ini bukan cerita Cinderella tapi cerita soal kehidupan Ana. Ana tidak tinggal bersama ibu tiri tapi dengan Tante Rosa yang baik hati. Ana tidak dibully oleh dua saudara tirinya melainkan bersahabat akrab dengan Lika dan Juli yang kelewat berisik. Saat mengira ia akhirnya dipertemukan dengan pangeran impiannya, Kent Andrian ternyata jauh lebih rewel dari ibu tiri dalam cerita Cinderella. Jangankan berharap ada ibu peri yang menyelamatkannya, yang datang justru Bang Asep yang menamai dirinya sendiri Elsa dan ikut memperbudak Ana. Ini adalah cerita Cinder-Ana bukan Cinderella dan semuanya benar-benar terasa membingungkan. ---- catatan ----- Cerita ini sudah diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama (GPU) dengan judul Cinder Ana on Duty dan dapat dibeli di Gramedia.com

(Done editing at 21 Juni 2017) Ini cerita tentang Ainun Keana Brave. Si gadis polos dengan segala kecerobohannya. Ini juga cerita tentang Rein Adelson Parker. Si Mr. Es batu dengan muka datar kayak papan triplek. Penasaran dengan mereka berdua? Chek this story! P.s : cerita pertama. Masih sangat amat abal-abal. Feelnya nggak dapet. Masih jeleklah pokoknya. Tapi kalo mau di baca, saya persilahkan mas, mbak, jangan malu-malu, santai ae, vomment juga jangan lupa lho. Hehehe. Mutiara❤ #77 in Non-Fiction (18.10.16) #100 in Non-Fiction (23.06.17)

SUDAH DITERBITKAN TERSEDIA DI TOKO BUKU Part lengkap "Mungkin bagimu sandiwara, tapi bagiku ini nyata."

Apa sih defini cowok dingin menurut Lo? ✔Nyebelin ✔Sok ✔Malesin ✔Bikin Emosi ✔Minta digaruk ✔Bikin batal puasa ✔De El El Begitu? ya emang awalnya sih iya, tapi entah, makin kesini pemikiran gue malah makin muter 360°. Kalau menurut gue, cowok dingin itu cuma dua: ✔Bikin penasaran ✔Bikin miss so much Please, jangan bilang gue alay! Maaf kalau ada kesalahan ataupun gak bagus, sesungguhnya cerita ini hanya keisengan semata untuk mengisi waktu libur, wkwk Casting; Ariana Grande as Karenina Shalum Justin Bieber as Bimo Satria Alexa Luria as Silla Chantika Zayn Malik as Fero Satria

#1 In Teen Fiction (22/01/2017) "Kenapa ya dari sekian banyak cewek di sekolah kita, harus banget yang gue tabrak itu si siapa tuh namanya?" Kavi memalingkan pandangannya dari atap kamar ke arah tiga temannya bergantian. "Athala," sahut Deny. "Iya siapa kek. Harus banget dia? Kayaknya sial mulu idup gue?" Kavi melempar handuknya ke atas tempat tidur. "Apa gue potong rambut aja kali ya?" "Lah? Apaan sih lo gila?" Divin yang sedang PS, reflek menghentikan permainannya. "Apa hubungannya Athala sama potong rambut?" "Yaa buang sial gitu maksud gue," "Si bahlul." Reno sontak tertawa. "Jadi menurut lo si Athala itu kesialan?" "Iyalah jelas. Sehari nganter dia aja gue udah males banget. Tau gitu gue tolak mentah-mentah." Kavi menghela nafasnya kasar. "Najis. Mana ada sih orang yang abis dianterin pulang ga ngucapin 'makasih' atau apa kek gitu. Ini mah apaan? Boro-boro ngomong makasih, senyum ke gue juga enggak. Ada ya? Cewek judes mampus kayak dia? Amit-amit."

SUDAH TERSEDIA DI TOKO BUKU Hidupnya monoton, begitu-begitu saja seperti anak gadis seusianya. Hingga akhirnya ia diberi kesempatan untuk mengenal anak cowok yang satu sekolah dengannya dan merupakan pentolan sekolahnya itu. Yang selama ini selalu duduk di kursi sebelahnya ketika ia sedang menghabiskan cheescake strawberry sambil membaca novelnya di suatu kafe. Cowok yang selalu duduk dengan satu cangkir kopi hitam dengan asap mengepul. Dan memang, semenjak ia mengenal cowok itu, anak cowok itu membawanya ke suatu hal yang baru. Menariknya mengarungi lautan tanpa ujung, juga tanpa sadar menenggelamkannya perlahan di samudra yang dalam. Copyright © 2015 by Alliya Putri Utami.