Untuk satu detik pertama, Levina merasakan hangat yang menjalar ke seluruh tubuhnya, lalu detik selanjutnya ia melepaskan tangan Calum yang menggenggam tangannya. "Nggak, Calum, you really need to stop," jawabnya setelah berhasil terlepas dari tangan Calum tanpa balik menatap cowok itu. "Why do I have to stop, Lev? Kenapa?" tanya Calum pada Levina nadanya hampir seperti orang yang nyaris putus asa. Levina O'leary merasa kalau Calum Hood bahkan terlalu abu-abu untuk dipahami. Levina menganggap semua perlakuan maupun omongan Calum adalah candaan. Meskipun Levina menyukai Calum, teman kelasnya sendiri, nyatanya perasaan tulus itu tidak cukup. Calum bahkan terlalu egois dan rumit untuk dipahami. © 2016 by celiberty

[1/1] "Kapan kau pergi dari situ?" tanyaku. "Kau bisa sakit." Seperti yang sudah-sudah, gadis itu menjawab, "Kalau hujan sudah berhenti."

Akhir nya kamu tahu juga, Luke

pada akhirnya, gue dan lo tau ke mana hati harus pulang. [ sequel of 'jauh • lrh' ] highest rank #34 in fanfiction [14/4/2016] copyright © 2016 by bajigur

gue tau dia ga akan pernah jadi milik gue. highest rank #30 in fanfiction [08/4/2016] copyright © 2016 by bajigur

"kalo lo mati, gue ikut ya?" "kenapa?" "mati bareng lo itu jauh lebih baik daripada mati sendiri"

anak anak alay main groupchat © 2015 by disfake

Lagu balonku ada lima mengajarkan kita untuk menggenggam erat yang masih ada, bukan menangisi yang sudah pergi. Hm Leh ugha. highest rank; #2 on Short Story [30-05-16] copyrights© 2016 By pascalum

Hal ketujuh adalah alasan mengapa ia menyukai enam hal sebelumnya. - © nearlynewt, 2014

gausah dibaca sumpah gajetot tar nyesel